Di India, 'si Kaya' Melarikan Diri dengan Jet Pribadi, 'si Miskin' Dihantui Tsunami Covid-19

12 Mei 2021, 15:10 WIB
Kesenjangan sosial antara si kaya dan miskin di India cukup terlihat. Di mana orang kaya melarikan menggunakan jet pribadi ke negara lain. /geralt/free-photos/Pixabay/

RINGTIMES BANYUWANGI - Kasus tsunami Covid-19 di India yang melambung memperlihatkan sisi lain dari ketimpangan sosial antara si kaya dan si miskin di India.

Krisis fasilitas kesehatan merupakan salah satu alasan untuk si kaya atau 'crazy rich' melarikan diri dari India.

Keluarga kaya melarikan diri ke sejumlah negara di Eropa, pulau-pulau di samudera Hindia, Timur Tengah, maupun negara lain menggunakan jet pribadi.

Mereka berani merogoh kocek dalam-dalam demi menyelamatkan diri ke negara dengan fasilitas kesehatan yang mumpuni.

Tak hanya keluarga berada saja, menurut perusahaan jet pribadi, orang-orang dengan keadaan ekonomi menengah pun turut meninggalkan negara yang tengah dilanda tsunami virus corona tersebut.

"Bukan hanya orang kaya raya saja," ucap Rajan Mehra, CEO di perusahan pesawat pribadi yang berbasis di new Delhi, Club One Air pada 26 April 2021 lalu.

Baca Juga: India Semakin Mencekam, Banyak Mayat Dibuang dan Mengapung di Sungai Gangga

"Siapapun yang mampu untuk pergi dengan jet pribadi memilih menggunakan jet pribadi," tambahnya.

Akibat dari peningkatan sejumlah penerbangan yang dilakukan oleh keluarga-keluarga kaya di India, sejumlah negara pun akhirnya melarang penerbangan dari India sebagaimana krisis di negara tersebut meningkat.

"Ada peningkatan yang besar ke London dan Dubai sebelum dilarang, dan Maladewa juga sebelum mengumumkan dilarang," kata Mehra seperti dikutip Ringtimesbanyuwangi.com pada 12 Mei 2021 dari laman Bloomberg.

Tingginya permintaan penerbangan, membuat harga tiket jet pribadi maupun pesawat terbang melonjak drastis dari biasanya.

"Kami diminta untuk menyediakan lebih banyak pesawat terbang dari luar negeri untuk memenuhi permintaan... Ini membutuhkan biaya 38 ribu dolar AS untuk jet dengan 13 tempat duduk  dari Mumbai ke Dubai, dan 31 ribu dolar AS untuk pesawat dengan enam tempat duduk,” ucap juru bicara Enthral Aviation, Air Charter Service, India, pada Jumat, 23 April 2021 lalu, dikutip dari BusinessInsider South Africa, berdasarkan The Economic Times.

Baca Juga: Ahli Kesehatan India Sebut Kotoran dan Kencing Sapi Bisa Atasi Covid-19

Orang-orang rela menyewa pesawat dengan cara patungan untuk meninggalkan India. Tak luput negara Thailand menjadi negara tujuan, namun paling banyak permintaan penerbangan menuju ke Dubai.

"Orang membentuk grup-grup dan merencanakan untuk berbagi jet kami supaya mendapatkan tempat duduk... Kami mendapatkan permintaan ke Thailand tapi lebih banyak permintaan ke Dubai," tambahnya.

Saat itu, pada Minggu, 25 April 2021, kasus infeksi di India mencapai 349.691 menurut laporan pejabat kesehatan masyarakat, dengan kasus kematian mencapai 2.767. Namun, menurut laporan Kementerian Kesehatan India pada Selasa, 11 Mei 2021, kasus Covid-19 mengalami peningkatan yakni total infeksi 390.995, dengan kematian mencapai 3.876.

Nasib sebaliknya harus ditanggung si miskin atau keluarga tidak mampu di India, karena korban yang berjatuhan terlampau banyak membuat sejumlah orang menenggelamkan jasad keluarga mereka di Sungai Gangga karena kekurangan kayu bakar untuk kremasi.

"Orang-orang membenamkan jasad di Sungai suci Gangga dibanding kremasi karena kekurangan kayu bakar," ungkap Akhand Pratap, seorang penduduk lokal.***

 

Editor: Ikfi Rifqi Arumning Tyas

Tags

Terkini

Terpopuler