Virus Corona Merebak di Panti Jompo, Akibat Pulangkan Manula Positif Corona

9 Mei 2020, 12:07 WIB
/

RINGTIMES BANYUWANGI – Para petugas medis menjadi salah satu yang paling diandalkan di tengah pandemi virus corona saat ini.

Dokter dan perawat harus jeli dalam mengambil keputusan terhadap setiap pasien maupun suspect COVID-19.

Salah-salah, tindakan yang mereka ambil bisa memperparah situasi dan penyebaran virus mematikan ini.

Baca Juga: Lantaran Menduga Istrinya Selingkuh, Pria Ini Nekat Gantung Diri

Dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Daily Mail, sebuah rumah sakit di Inggris mengirim pulang pasien COVID-19 tanpa kejelasan, seolah-olah negatif.

Pasien lansia itu dikembalikan ke panti jompo meski sebenarnya teridentifikasi positif corona. Pengelola panti tidak diberitahu sama sekali.

Akibatnya, wabah merebak di panti-panti yang sangat rentan terhadap infeksi virus tersebut.

Kondisi semakin miris setelah diketahui bahwa tindakan melanggar hukum itu dilakukan oleh beberapa rumah sakit.

Baca Juga: Para Pekerja Bisa Minta Perusahaan Bayar Denda, Jika Tak Cairkan THR

Komisi Kualitas Perawatan (CQC) Inggris sedang menyelidiki lebih lanjut perihal keputusan yang sangat berbahaya ini.

"Kami telah mendengar beberapa insiden serupa dan telah mengakibatkan infeksi menyebar ke penghuni panti lainnya," tutur Terroni, Kepala Inspektur Pengawas Panti Jompo.

Lebih lanjut, Terroni menjelaskan bahwa memang ada informasi yang tidak diungkapkan oleh pihak rumah sakit, apalagi saat melanggar aturan.

Baca Juga: Ngaku Berpenghasilan 1.500-2000/hari, Ternyata Punya Rumah dan Dua Motor

Seperti kami kutip dari artikel berjudul Gara-gara Ulah Dokter Pulangkan Manula Positif COVID-19, Virus Corona Merebak di Panti Jompo

"Ini masalah yang kami tangani dengan sangat serius," tegasnya.

CQC sebenarnya telah menegakkan peraturan yang ketat dalam undang-undang terkait panti jompo dan layanan kesehatan.

Setiap pelanggaran terhadap regulasi itu, termasuk tindakan pidana dan dapat dituntut ke meja pengadilan.

Komisi ini pun masih menyelidiki kebenaran bahwa para lansia di panti jompo meninggal dunia karena virus corona, bukan penyebab lainnya.

Baca Juga: Benarkah Kalung Luna Maya Dapat Mencegah Virus Corona? Berikut Faktanya

Mereka melakukan investigasi setelah data-data terbaru dari Kantor Statistik Nasional (ONS) menunjukkan tingkat kematian yang melonjak empat kali lebih tinggi di panti jompo daripada rata-rata selama lima tahun terakhir.

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson kemudian mengaku bahwa dirinya 'sangat menyesali' situasi di panti jompo saat ini.

Menurut para ahli, tempat penampungan para manula itu menjadi pusat wabah baru di Inggris.

Baca Juga: Di Tengah Pandemi Corona, Para Warga Banyumas Terus Kembalikan BLT

ONS menginformasikan bahwa kematian di panti jompo meningkat hingga 36 persen dalam seminggu, seiring dengan menurunnya pasien meninggal dunia di rumah sakit.

Kebanyakan RS menganggap remeh lantaran tidak semua dokter umum mencatat virus corona sebagai penyebab kematian.

Apalagi, jika pasiennya hanya suspect virus corona yang belum dites.

Baca Juga: Akui Lelah Perang Hukum, Hotman Paris Jual Apartemen Mewah Seharga Rp 30 Miliar

Namun, ada pula kasus lain di Manchester dengan pulangnya pasien yang sudah dipastikan positif corona. Dokter dan perawat tak mengungkap kondisi sebenarnya dari pasien.

"Ini sangat penting bagi penghuni lain, bagi staf perawatan sosial, bahwa mereka memiliki informasi agar tetap aman dan mengetahui apakah seseorang memiliki COVID atau tidak adalah informasi kunci," tutur Terroni.

“Kami tahu bahwa itu menyebabkan penyebaran infeksi di dalam panti. Kami berupaya memahami apa dampaknya," tandasnya.(penulis: Firda Marta Rositasari)

Baca Juga: Setelah Dokter Temukan Masalah Pada Jantungnya, Wanita Ini Diselamatkan Virus Corona

Editor: Firda Marta Rositasari

Sumber: Pikiran-Rakyat.com

Tags

Terkini

Terpopuler