Usai Diludahi Orang Tak Dikenal Petugas Tiket Kereta Api Meninggal

13 Mei 2020, 17:30 WIB
/

RINGTIMES BANYUWANGI – Di Inggris, seorang petugas tiket kereta api meninggal dunia usai diludahi oleh seorang warga yang mengaku terinfeksi Virus Corona.

Warga yang tak dikenal identitasnya itu batuk-batuk dan meludahi petugas tiket saat dia bertugas di stasiun Victoria, London, pada Maret lalu.

Petugas tiket kereta api tersebut bernama Belly Mujinga (47) sedang bekerja dengan seorang koleganya, dia bekerja untuk Govia Thameslink Rilway (GTR) di stasiun Victoria pada 22 Maret lalu ketika seseorang tak dikenal menyerang mereka.

Baca Juga: Iuran BPJS Kesehatan Naik Lagi?, Berikut Fakta Selengkapnya

Dikutip oleh pikiranrakyat-depok.com dari CNN pada Rabu, 13 Mei 2020, menurut Asosiasi Staf Transportasi Bergaji (TSSA) dalam pernyataannya pada Selasa, 12 Mei 2020, warga yang tidak diketahui identitasnya itu tiba-tiba batuk-batuk dan meludah ke arah Mujinga dan koleganya sambil mengatakan dirinya terinfeksi virus corona.

Atas kejadian tersebut, pihak kepolisian transportasi Inggris, dalam sebuah pernyataannya mengatakan bahwa penyelidikan atas insiden tersebut telah dilakukan.

TSSA menyatakan bahwa Mujinga dan koleganya jatuh sakit dan dinyatakan terinfeksi covid-19 beberapa hari setelah penyerangan itu.

Baca Juga: Allhamdulillah!!! 1.180 Pasien COVID-19 di Wisma Atlet Sembuh

Pada 2 April 2020, atau 11 hari setelah insiden tersebut, Mujinga di bawa ke Rumah Sakit Barnet, London Utara dengan menggunakan ambulans dan memakai ventilator.

“Belly meninggal pada 5 April 2020, 14 hari setelah dia diserang di stasiun Victoria,” kata TSSA dalam pernyataannya.

Dia meninggalkan seorang anak perempuan berusia 11 tahun dan seorang suami, yang terakhir kali melihat ketika Mujinga dibawa dengan ambulans.

Baca Juga: Kapal Tiongkok Keruk SDA di Laut China Selatan?, Berikut Faktanya

Seperti kami kutip dari artikel berjudul Diludahi Orang Tak Dikenal, Seorang Petugas Tiket Kereta Api Meninggal karena Virus Corona

Dalam pernyataannya, TSSA menyatakan bahwa Mujinga sempat memohon agar tetap bekerja dari dalam ruangan dengan menggunakan alat pelindung usai insiden tersebut.

Namun, permintaan itu ditolak oleh pihak manajemen GTR, sehingga keduanya kembali bekerja di luar tanpa memakai Alat Pelindung Diri (APD).

Beberapa hari setelah itu, menurut TSSA, Mujinga memiliki masalah pernapasan yang membuatnya sempat menjalani operasi dan harus melakukan check up rutin ke rumah sakit.

Baca Juga: Moda Transportasi Kembali Dibuka, Kereta Api LB Angkut 62 Penumpang

TSSA menyebut pihak manajemen GTR sudah mengetahui kondisi Mujinga, bahkan setelah insiden itu.

Namun, pihak GTR baru mengizinkan Mujinga berhenti bekerja setelah dokter meneleponnya pada 25 Maret.

Sekretaris Jenderal TSSA, Manuel Cortes mengkritik keras pihak perusahaan dan menuduh pihak GTR tidak menganggap serius insiden penyerangan terhadap Mujinga.

Baca Juga: Sebanyak 2.300 Karyawan PT Chang Shin Indonesia Dirumahkan Serentak

"Sebagai orang yang rentan dalam kategori 'berisiko' dan kondisinya diketahui oleh atasannya, ada pertanyaan soal mengapa GTR tidak memintanya berhenti sementara dari tugas garis depan sejak awal pandemi ini,” ujarnya.

“Ada pertanyaan serius soal kematiannya, ini bukanlah hal yang tidak bisa dihindari," ucapnya.

Menanggapi hal itu, pihak GTR menyatakan sedang menyelidiki tuduhan itu secara serius.

Baca Juga: Enam Tahun Melarang Keras, Albania Akan Legalisasi Tanam Ganja??

"Keselamatan para pelanggan dan staf kami, merupakan pekerja penting, terus menjadi perhatian utama setiap saat dan kami mematuhi saran terbaru pemerintah," demikian pernyataan GTR.

"Kami sangat hancur karena rekan kami yang berdedikasi tinggi, Belly, telah meninggal dunia,” tuturnya.

Sementara itu, TSSA meminta pemerintah untuk menerapkan langkah-langkah tambahan untuk memberi kompensasi kepada pekerja garis depan dari industri kereta api atas pekerjaan mereka selama pandemi ini.(penulis: Firda Marta Rositasari)

Baca Juga: Ayo Cek dan Laporkan Secara Online Bansos Covid-19 di Banyuwangi

Editor: Firda Marta Rositasari

Sumber: Pikiran Rakyat Depok

Tags

Terkini

Terpopuler