Diiming-imingi Hadiah, Pendeta Palsu Tega Perkosa 14 Bocah Sekaligus

14 Mei 2020, 23:05 WIB
/

RINGTIMES BANYUWANGI – Seorang pria yang menyamar menjadi pendeta di Republik Demokratik Kongo, Afrika, telah memperkosa setidaknya ada 14 anak laki-laki.

Dikutip Pikiranrakyat-bekasi.com dari Aljazeera, hal itu dilaporkan oleh sebuah yayasan rumah sakit amal yang dikelola oleh peraih nobel, Denis Mukwege pada Selasa, 12 Mei 2020.

Rumah sakit amal Panzi Foundation di Kota Bukavu mengatakan bahwa 14 anak lelaki itu diterima bulan lalu dalam keadaan menderita dan mengalami tekanan psikologis.

Baca Juga: Hanya Modal Masker, Narapidana Ini Berhasil Kabur dari Penjara

Menurut penuturan Julien Namegabe, seorang aktivis sipil sebagaimana dilaporkan AFP, Tersangka merupakan pria berusia 30 tahun yang telah diamankan pihak kepolisian pada April 2020 lalu.

Para korban yang berusia delapan hingga 15 tahun itu berasal dari keluarga yang berbeda-beda.

"Tersangka membeli kesunyian mereka dengan iming-iming hadiah kecil selama beberapa minggu," kata perwakilan dari Yayasan Panzi.

Baca Juga: Seorang Ibu Tega Lempar Anaknya dari Lantai Tiga Apartemennya

Seperti kami kutip dari artikel berjudul Diiming-imingi Hadiah Kecil, Pendeta Palsu Tega Perkosa 14 Bocah Laki-laki Sekaligus

Evarsite Kajibwami, seorang psikolog klinis yang telah mendampingi ke-14 korban sejak masuk rumah sakit mengatakan bahwa mereka masih ada dalam kondisi kesedihan, ketakutan, dan rasa malu yang bercampur menjadi satu.

Yayasan Panzi saat ini akan membantu mendampingi para korban hingga mereka mendapatkan keadilan atas perlakuan tersangka.

Sementara itu, Mukwege pengelola Yayasan Panzi merupakan pemenang nobel perdamaian 2018 untuk "upaya mengakhiri penggunaan kekerasan seksual sebagai senjata perang dan konflik bersenjata".

Baca Juga: Dikira Pistol Mainan, Bocah 5 Tahun Ini Tak Sengaja Tembak Kakaknya

Dia telah mendampingi dan turut memberikan keadilan kepada ribuan wanita yang diperkosa saat konflik Kongo timur berlangsung dalam dua dekade terakhir.

Yayasan Panzi telah terlibat setidaknya dalam dua pengadilan sebelum sistem peradilan militer diterapkan.

Pertama, pada 2017 di mana seorang anggota milisi lokal Parlemen dijatuhi hukuman penjara seumur hidup karena telah memperkosa sekira 40 anak perempuan di Kavumu dekat Bukavu.

Kedua, pada November 2018 saat seorang pemimpin pemberontak juga dihukum karena memperkosa wanita dan setidaknya seorang gadis di awal 2018.(penulis: Firda Marta Rositasari)

Baca Juga: Waspada! Modus Kejahatan Baru di Jalan Pemotor Pura-pura Tertabrak

Editor: Firda Marta Rositasari

Sumber: Pikiran Rakyat Bekasi

Tags

Terkini

Terpopuler