Guna Putus Penularan Covid-19, Turki Berlakukan Lockdown Selama Libur Idul Fitri

19 Mei 2020, 11:38 WIB
/

RINGTIMES BANYUWANGI - Lockdown atau karantina wilayah diberlakukan secara nasional selama liburan Idul Fitri di Turki.

Kebijakan lockdown tersebut diberlakukan Presiden Turki Tayyip Erdogan guna mencegah penyebaran virus corona jenis baru selama liburan keagamaan itu.

Kebijakan lockdown diberlakukan selama empat hari, dimulai pada 23 Mei.

Berbicara setelah rapat kabinet, Erdogan juga mengatakan sekolah maupun kegiatan pendidikan akan dilanjutkan kembali pada bulan September dengan tahun akademik baru.

Baca Juga: Pusat Perbelanjaan di Jabar Kembali Ramai, Begini Ungkapan Para Ahli

Erdogan mengatakan shalat zuhur maupun asar secara berjamaah dimungkinkan dapat dimulai pada 29 Mei.

Periode tahanan rumah bagi narapidana yang dibebaskan sebagai upaya mencegah penyebaran Covid-19 diperpanjang selama dua bulan.

Kasus Covid-19 yang dikonfirmasi di Turki naik menjadi 150.593 pada hari Senin, dengan 1.158 orang didiagnosis posifif virus corona dalam 24 jam terakhir, menurut data Kementerian Kesehatan.

Baca Juga: WHO Peringatkan, Penyemprotan Disinfektan Berbahaya Bagi Kesehatan

Seperti kami kutip dari artikel berjudul Turki Lockdown selama Libur Idulfitri guna Putus Penularan COVID-19

Turki, dengan jumlah kasus kesembilan tertinggi di dunia, telah mulai mengambil langkah untuk memperlonggar pembatasan melawan virus corona.

Jumlah kasus harian telah menurun dari puncaknya di bulan April.

Sebanyak 4.171 orang telah meninggal karena Covid-19, sementara 111.577 orang telah pulih.

Baca Juga: Meski Sudah Sembuh, Paru-paru Pasien Covid-19 Rusak? Cek Faktanya

Turki telah melakukan lebih dari 1,6 juta tes Covid-19 sejak wabah dimulai.

Pemerintah Turki mulai membuka kembali kegiatan perekonomian pada akhir Mei seiring jumlah orang yang terinfeksi Covid-19 menurun tajam akibat pemberlakuan langkah-langkah pembatasan untuk menahan wabah virus corona jenis baru serta meminimalkan risiko gelombang kedua infeksi, ujar seorang pejabat senior.

Sementara itu, kepala asosiasi mal Turki mengatakan pusat perbelanjaan akan dibuka kembali secara bertahap mulai 11 Mei tergantung permintaan dari pedagang eceran dan persetujuan dari dewan penasihat otoritas kesehatan.

Baca Juga: Virus Corona Bisa Menular Saat Berbicara? Simak Faktanya

Turki telah menutup mal, sekolah, restoran, dan kafe untuk meredam lonjakan kasus Covid-19.

Meskipun beberapa kantor tetap beroperasi, pemerintah meminta warga Turki untuk tinggal di rumah dan menutup pintu perbatasan untuk memperlambat pergerakan masyarakat.

Secara global, Turki berada di posisi ketujuh dengan jumlah kasus positif Covid-19 yang mencapai lebih dari 112.000. Sekitar 2.900 orang telah meninggal.

Baca Juga: Acungkan Parang, Bandit Motor di Surabaya Ditembak Mati

Meskipun demikian, jumlah kematian akibat Covid-19 dilaporkan menurun selama delapan hari terakhir.

"Ketika kita melihat kasus dan angka kematian kita telah mencapai titik positif. Pada saat ini, ada kemungkinan bagi perekonomian untuk dibuka kembali," kata pejabat senior itu kepada Reuters.

"Studi terbaru mengindikasikan bahwa pembukaan kembali ekonomi akan dimungkinkan pada akhir Mei dan perkembangan saat ini mengkonfirmasi hal ini.

Langkah-langkah akan diambil untuk membuka kembali dengan tetap memperhatikan kemungkinan terjadinya gelombang kedua infeksi," katanya.(penulis: Firds Marta Rositasari)

Baca Juga: Kabar Baik, Subsidi Listrik Diperpanjang Sampai September 2020

Editor: Firda Marta Rositasari

Sumber: Pikiran-Rakyat.com

Tags

Terkini

Terpopuler