WHO Hentikan Uji Coba Obat Klorokuin yang Digunakan Oleh Pemerintah RI

27 Mei 2020, 08:35 WIB
Petugas menunjukkan obat Chloroquine yang akan diserahkan kepada RSPI Sulianti Saroso di Jakarta, Sabtu 21 Maret 2020. /- . - Foto: ANTARA/Aditya Pradana Putra/pras.

RINGTIMES BANYUWANGI  - Sejak kemunculannya, Virus Corona kini masih menjadi ancaman global. Pasalnya vaksin atau obat untuk mengobati penyakit yang diakibatkan oleh COVID-19 belum ditemukan.

Terbaru penelitian vaksin yang dilakukan di Tiongkok, mengklaim bahwa vaksin Virus Corona telah berhasil diuji coba pada pasien, bahkan telah menghasilkan antibodi.

Sebelumnya, beberapa negara lain mengklaim bahwa ada sejumlah obat yang bisa mengobati Virus Corona, namun semua itu masih harus dilakukan uji klinis.

Baca Juga: Kabar Duka Meninggalnya Mamah Dedeh Adalah Hoaks? Simak Selengkapnya

Sumber Berjudul: Digunakan oleh Pemerintah RI untuk Penyembuhan Virus Corona, WHO Hentikan Uji Coba Obat Klorokuin

Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHOTedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, uji coba klinis obat malaria hydroxychloroquine pada pasien Virus Corona akan ditunda atau dihentikan sementara.

Dikutip oleh Pikiranrakyat-bekasi.com dari Xinhua, dalam jurnal medis The Lancet, menerbitkan penelitian observasional terkait dampak hydroxychloroquine dan klorokuin terhadap pasien Virus Corona yang dirawat di rumah sakit.

Para penulis penelitian melaporkan bahwa di antara pasien yang menerima obat tersebut, ketika digunakan sendiri atau dengan campuran makrolida, maka diperkirakan pasien tersebut memiliki tingkat kematian yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan pasien lainnya.

Baca Juga: Di Bandung, 22 Pusat Perbelanjaan Dibuka Kembali Pada 30 Mei 2020

"Kelompok Eksekutif Uji Solidaritas, yang mewakili 10 negara peserta, bertemu pada hari Sabtu dan telah sepakat untuk meninjau analisis komprehensif dan penilaian kritis terhadap semua bukti yang tersedia secara global," katanya.

Lebih lanjut, Tedros mengatakan bahwa tinjauan tersebut akan mempertimbangkan data yang dikumpulkan sejauh ini untuk mengevaluasi secara memadai potensi manfaat dan bahaya dari obat tersebut.

"Kelompok Eksekutif telah menerapkan jeda sementara lengan hidroksi kloroquine dalam Uji Coba Solidaritas sementara data keselamatan ditinjau oleh Dewan Pemantau Keamanan Data," ujar Tedros.

Baca Juga: Di NKRI Bendera Tiongkok Bebas Berkibar Karena Utang Menumpuk? Cek

Hydroxychloroquine telah dipuji oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump sebagai pengobatan yang mungkin untuk penyakit yang disebabkan oleh Virus Corona.

WHO sebelumnya merekomendasikan untuk tidak menggunakan hydroxychloroquine untuk mengobati atau mencegah infeksi virus corona, kecuali sebagai bagian dari uji klinis.

Tedros menambahkan bahwa masalah keamanan atas obat hanya terkait dengan penggunaan hydroxychloroquine dan klorokuin dalam COVID-19.

Baca Juga: Arab Saudi Longgarkan Lockdown dan Aturan Penerbangan?Cek Faktanya

"Obat-obatan ini diterima secara umum aman untuk digunakan pada pasien dengan penyakit autoimun atau malaria," tutur Tedros.

Kendati demikian, Tedros mengatakan bahwa jenis lain dari percobaan yang telah menjadi bagian dari inisiatif internasional utama untuk mengadakan uji klinis pengobatan potensial untuk virus, akan terus berlanjut.

Hingga saat ini, pemerintah Indonesia masih menggunakan obat malaria klorokuin tersebut untuk pengobatan pada pasien Virus Corona.

Baca Juga: Di NKRI Bendera Tiongkok Bebas Berkibar Karena Utang Menumpuk? Cek

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir seperti diberitakan sebelumnya oleh Pikiran-Rakyat.com mengatakan perusahaan BUMN di sektor farmasi akan memperbanyak produksi obat malaria tersebut untuk penyembuhan pasien Virus Corona.

Dirinya juga mengatakan hal tersebut sebagai salah satu ikhtiar untuk penyembuhan Virus Corona yang hingga saat ini belum ditemukan vaksinnya.(Penulis: Sophia Tri Rahayu) 

Editor: Sophia Tri Rahayu

Sumber: Pikiran Rakyat Bekasi

Tags

Terkini

Terpopuler