Seorang Pasien Covid-19 Relakan Kakinya Diamputasi akibat Trombosit

5 Juni 2020, 13:29 WIB
SEORANG pasien Covid-19 harus merelakan salah satu kakinya karena mengalami sepsis setelah adanya penggumpalan darah.* /pixabay

RINGTIMES BANYUWANGI - Seorang pria di Inggris kehilangan kakinya setelah koma akibat infeksi virus corona Covid-19.

Dikutip Pikiran-Rakyat.com dari The Sun, Anthony Earl (59) menjadi salah satu pasien positif corona yang mengalami penggumpalan darah berat.

Pengemudi truk pengantar paket tersebut dinyatakan terjangkit Covid-19 sejak April 2020 dan mengalami gejala yang sangat parah.

Berawal dari kondisi sehat, ia dinyatakan koma lima minggu kemudian ketika dirawat dalam ruang isolasi di ICU di Rumah Sakit Queen Elizabeth London.

Baca Juga: 3.400 Warga Palestina Dibunuh Otoritas Israel Selama 10 Tahun Terakhir

Trombosis atau pengumpalan darah di kaki sebelah kiri membuat Anthony dihadapkan pada pilihan yang berat.

Untuk menyelamatkannya dari kematian, para dokter harus mengamputasi kaki yang mengalami trombosis tersebut.

Mau tidak mau Anthony harus merelakan kakinya yang sebelah untuk melanjutkan kehidupan.

Baca Juga: CEO Infront Moto Racing Bahas Lanjutan Kejuaraan Dunia Motocross 2020

Jauh sebelum ia dirawat karena Covid-19, ternyata istrinya pun sempat menderita kanker ganas di perut.

Anthony bersama anaknya Nicole Earl (21) beberapa kali menemani Catherine Earl untuk menjalani kemoterapi. 

"Ketika masa-masa itu, suamiku selalu ada di samping tempat tidur setiap hari, sepanjang waktu untuk mendukungku," katanya.

Setelah sempat pulang ke rumah, tiba-tiba saja Anthony jatuh sakit dan dilarikan ke RS terdekat.

"Ia dibawa ke rumah sakit pada Senin 6 April 2020 dan segera dinyatakan positif Covid-19 setelahnya," ujar Catherine.

Baca Juga: Mayat Bergelimpangan di Pakistan ini Korban Covid-19?, Cek Faktanya

Berita ini sebelumnya telah terbit di pikiran-rakyat.com dengan judul  Seorang Pasien Covid-19 Harus Relakan Kakinya Diamputasi akibat Trombosis Parah

"Dia dirawat beberapa hari sebelum kondisinya memburuk dan harus masuk bangsal intensif (ICU) dan dijadikan koma agar bisa segera pulih," sambungnya.

Sebelum dibuat koma, Catherine sempat berkata pada suaminya 'saya akan keluar sebentar ya, sayang'.

"Kami tak tahu kalau virus itu dapat menyebabkan penggumpalan darah di dalam tubuh hingga suamiku mengalaminya," katanya melanjutkan.

Penggumpalan sebenarnya terjadi di beberapa lokasi, namun kaki kiri mengalami yang terparah.

Baca Juga: Anies Baswedan Imbau Masyarakat Lakukan Ini selama Masa Transisi

Masalah ini membuat Anthony dipindahkan ke rumah sakit yang lebih lengkap di St. Thomas beberapa minggu.

"Butuh waktu dua hari sebelum kondisi tersebut membunuh kakinya," tutur Catherine.

Penggumpalan membuat Anthony mengalami sepsis dan memaksa dokter mengamputasi seluruh bagian kaki kirinya dari paha bagian tengah.

"Apa yang terjadi sungguh tak bisa dipercaya, ini seperti kisah horor. Ia benar-benar sehat sebelumnya, hanya itu yang bisa menghancurkannya," ungkap Catherine.

Beruntung, kini Anthony mulai pulih dari Covid-19. Ia sudah sadar, mampu berbicara dan sedang membangun kekuatannya untuk pulang ke rumah.(Mahbub Ridhoo Maulaa)

Baca Juga: Jalani Rapid Test untuk Semua Petugas Lapas Kelas IIA Jember

Editor: Galih Ferdiansyah

Sumber: Pikiran-Rakyat.com

Tags

Terkini

Terpopuler