Wabah Covid-19, Warga Korea Justru Berburu Masker yang Lebih Tipis

6 Juni 2020, 07:46 WIB
POTRET salah satu warga Tiongkok yang tetap bekerja di tengah wabah COVID-19. //SCMP

RINGTIMES BANYUWANGI- Korea Selatan, mengalami gelombang kedua wabah virus corona baru yang harus ditangani oleh tim medis setempat.

Seperti dikutip Pikiran-Rakyat.com dari laman World O Meters, terdapat 39 kasus positif baru di negara tersebut sehingga totalnya menjadi 11.668 terinfeksi COVID-19.

273 orang meninggal dunia dan 10.506 pasien berhasil dipulihkan.

Meski gelombang kedua virus corona diketahui telah melanda, masyarakat di Korea Selatan memilih masker yang lebih tipis untuk digunakan keluar rumah seperti dilansir Pikiran-Rakyat.com dari laman Korea Times.

Masker dengan lapisan cukup tipis dan hanya mampu melindungi lebih sedikit polutan tersebut diketahui memiliki harga lebih murah dibandingkan dengan masker bedah tebal yang disediakan oleh pemerintah.

Baca Juga: Beredar Kabar Presiden Jokowi Kenakan Sepatu Dalam Masjid? Cek Fakta

Untuk harga satuan masker tipis, dibrandol seharga Rp 5.795 sehingga masyarakat merasa lebih nyaman bila sering membelinya.

Pilihan masyarakat pada masker yang lebih tipis, seiring dengan banyaknya sekolah di Korea Selatan yang mulai dibuka sejak wabah virus corona menjangkit pertama kali di sana.

Tak sedikit orang tua yang menginginkan anaknya lebih nyaman menggunakan masker lebih tipis meskipun dinyatakan tak tahan lama.

Ditambah, udara hangat menjelang musim panas membuat setiap orang yang mulai bekerja kembali di luar rumah memilih masker lebih tipis agar tidak merasa sesak.

Hal tersebut cukup bertolak belakang dengan apa yang terjadi di Korea Selatan terkait kasus virus corona.

Baca Juga: Di Era New Normal Disdik Siapkan Strategi Penerapan KBM Tatap Muka

Berita ini sebelumnya telah terbit di pikiran-rakyat dengan judul Hadapi Gelombang Kedua Wabah Corona, Warga Korea Justru Berburu Masker yang Lebih Tipis

Sebab Korea Selatan dilaporkan terus mendapat lebih banyak kasus virus yang menyerang sistem pernapasan tersebut akibat pertemuan di sejumlah tempat mulai meningkat.

Di antaranya seperti pertemuan keagamaan di Seoul pada Jumat, 29 Mei 2020 pekan lalu, klub malam dan pusat distribusi.

Otoritas kesehatan setempat pun kembali mendesak masyarakat untuk menghindari bermacam pertemuan selama akhir pekan agar kasus positif virus corona dapat kembali ditekan.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KCDC), kasus positif itu terjadi akibat transmisi domestik yang baru diidentifikasi pekan lalu di Seoul dan daerah sekitarnya.

Pada Kamis, 4 Juni 2020 terdapat kasus baru di gereja wilayah Incheon dan Provinsi Gyeonggi mencapai 66 pasien terinfeksi positif virus corona.

Baca Juga: Tidak Dapat Tempat di Barcelona, Ousmane Dembela Dipinjam Liverpool

 

Jumlah tersebut dinyatakan naik dibandingkan hari sebelumnya.

Banyaknya kasus positif yang masih terus terjadi di Korea Selatan tak menyurutkan niat masyarakat untuk tetap memakai masker lebih tipis saat ini.

Bahkan, produsen masker mulai menyediakan masker lebih tipis secara online maupun offline agar setiap orang lebih mudah memesannya.

Menurut salah satu pekerja asal Korea Selatan, masker bedah yang lebih tebal harganya pun dua kali lipat lebih mahal dibandingkan masker biasa sehingga ia enggan membelinya.

"Saya baru-baru ini mencoba membeli masker bedah tetapi menemukan bahwa harganya hampir dua kali lipat dan sebagian besar sudah terjual habis. Ada baiknya bahwa masker yang lebih tipis akan disediakan dengan harga Rp 5.000. Saya harap ini akan membantu menurunkan harga untuk masker lain juga," ujar pekerja tersebut.(Farida Al-Qodariah)

Editor: Galih Ferdiansyah

Sumber: Pikiran-Rakyat.com

Tags

Terkini

Terpopuler