Konflik AS dan Tiongkok Tak Hanya Soal Laut China Selatan, Tetapi Juga ‘Selat Bashi’

6 Juli 2020, 18:25 WIB
TIONGKOK kembali tingkatkan latihan militernya di wilayah sengketa Laut China Selatan pada Rabu 1 Juli 2020 /Antara/.*/Antara

RINGTIMES BANYUWANGI - Masih terus bergejolak, Laut China Selatan kini menjadi rebutan Tiongkok dengan negara-negara Asia Tenggara dibantu Amerika Serikat (AS).

AS pun mengerahkan dua kapal induk, yakni USS Ronald Reagan dan Nimitz sebagai bentuk dukungan atas 'laut bebas dan terbuka'.

Konflik AS-Tiongkok tak hanya meliputi perairan Laut China Selatan, tetapi juga Selat Bashi.

Baca Juga: Merinding! Saat Memutar Kembali Video Lama Putrinya, Sang Ayah Lihat Sosok Mengerikan

Selat Bashi merupakan pintu masuk Laut China Selatan dari Samudra Pasifik, tepatnya di antara Pulau Anggrek, Taiwan dengan Pulau Y'Ami, Filipina.

Dikutip ringtimesbanyuwangi.com dari Pikiran-Rakyat.com dari SCMP, militer AS telah mengirimkan pesawat tempur untuk melakukan pengintaian di sana.

Pada Jumat 3 Juli 2020, pemantauan pesawat tersebut telah memasuki hari ke-13. Tak mau kalah, Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok (PLA) juga melakukan hal serupa beberapa bulan terakhir.

Berita ini sebelumnya telah terbit di pikiran-rakyat.com dengan judul Tak Hanya Laut China Selatan, Tiongkok dan AS Kini 'Nyalakan' Ketegangan di Selat Bashi

Bulan lalu, lusinan pesawat tempur Tiongkok mendekati garis batas pertahanan udara Taiwan sebelah Tenggara.

Pesawat itu terbang melintasi Selat Bashi, kemudian meneruskan perjalanan ke Laut China Selatan.

Aksi ini menjadi 'tebasan pedang' dari kedua sisi di atas perairan yang merupakan salah satu jalur pelayaran paling penting di dunia.

Lembaga Inisiatif Penyelidik Laut China Selatan, kelompok peneliti yang berafiliasi dengan Universitas Peking menyebut AS mengirim enam pesawat pengintai dan dua pesawat pembawa bahan bakar pada Jumat 3 Juli 2020.

Baca Juga: Buat Warga Geger, Ledakan Mobil ini Ada Kaitannya dengan Politik?

Grup think tank itu mengatakan, pesawat-pesawat tersebut mulai beraksi sejak Kamis 2 Juli 2020 tengah malam di sekitar Selat Bashi.

Perairan tersebut bukan cuma penting bagi dunia, tetapi juga menjadi pintu masuk setiap operasi militer Tiongkok maupun AS.

Dalam misi pengintaian itu, pesawat tempur AS mencoba melacak aktivitas kapal selam milik Tiongkok di sana.

Baca Juga: Merinding! Saat Memutar Kembali Video Lama Putrinya, Sang Ayah Lihat Sosok Mengerikan

Keberadaan pesawat ini juga seiring dengan kedatangan USS Reagan, Nimitz dan empat kapal perang lain yang berlatih di Laut Filipina.

"Regu penyerang Nimitz dan Ronald Reagan memimpin operasi ganda di Laut Filipina," kata Komando AS di Indo-Pasifik.

"Kapal dan pesawat kedua regu memulai operasi terkoordinasi di atas perairan internasional sejak Minggu 28 Juni 2020," sambungnya.

Kapal induk lain bernama USS Theodore Roosevelt juga dikabarkan berada di sekitar perairan itu.

Baca Juga: Segera Hapus!, Waspada 21 Aplikasi ini Berpotensi Curi Data Anda

Di sisi lain, Tiongkok juga agresif menggelar sejumlah aktivitas militer, mulai dari latihan di pulau sengketa hingga peluncuran pesawat tempur baru jenis J-15.

Selain pesawat, kapal selam Tiongkok dikabarkan sempat melintas di dekat Jepang sehingga AS berusaha melacaknya saat ini.***(Mahbub Ridho Maulana/Pikiran Rakyat)

Editor: Sophia Tri Rahayu

Sumber: Pikiran-Rakyat.com

Tags

Terkini

Terpopuler