Kini Kondisi Timor Leste Jadi Negara Termiskin di Dunia, Hingga Bergantung pada Negara Lain

14 Juli 2020, 08:30 WIB
Ilustrasi, proklamasi kemerdekaan Timor Leste atas Portugal. //Facebook/Timor Leste

RINGTIMES BANYUWANGI - Tepatnya pada 45 tahun lalu pada 28 November 1975, Timor Timur (Timtim) mendeklarasikan kemerdekaannya dari Portugal. 

Namun kemerdekaan itu berlangsung singkat dengan masuknya Negeri Bumi Loro Sae dalam dipelukan Indonesia.

Berdasarkan laman VOI, Pada 5 Mei 1999, akhirnya dicapai kesepakatan antara Indonesia dan Portugal untuk menggelar referendum di Timtim.

Baca Juga: Menurut Nadiem Makarim, Pembelajaran Tatap Muka Adalah yang Terbaik

Perjanjian tersebut kemudian dikenal sebagai New York Agreement. Selain itu PBB juga membentuk United Nations Mission in East Timor (UNAMET) untuk mengawal kesepakatan Indonesia dan Portugal dalam prosesnya menuju referendum Timtim. 

Referendum tersebut dilaksanakan pada 30 Agustus 1999, dilaksanakan dengan dua pilihan yakni menerima otonomi khusus untuk Timtim dalam NKRI atau menolak itu. 

Hasilnya 344.580 penduduk atau 78,5 persen dari total penduduk Timtim memilih untuk menolak otonomi khusus NKRI.

Wilayah yang berbatasan dengan Nusa Tenggara Timur (NTT) itu pernah menjadi provinsi ke-27 di era pemerintahan Presiden Soeharto. Pada 2002 setelah referendum, Timtim resmi memisahkan diri dan kini dikenal sebagai Timor Leste.

Berita ini sebelumnya telah terbit di portaljember.com dengan judul Begini Kondisi Timor Leste Saat Ini, Jadi Negara Termiskin Hingga Bergantung pada Australia

Kini 18 tahun sudah Timor Leste berdiri menjadi negara berdaulat sejak memutuskan untuk merdeka dari Indonesia.

Berdiri sendiri sebagai negara yang berdaulat tampaknya tak mudah bagi Timor Leste. Ada banyak tantangan dan pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh pemerintahannya. Salah satunya adalah soal perekonomian yang berhubungan dengan pertumbuhan negaranya. Kabarnya negara ini sekarang adalah salah satu wilayah paling miskin di dunia.

Masih sedikit kemajuan yang dicapai dalam mengatasi kemiskinan di berbagai kawasan pedesaan, tempat bermukim hampir 70 persen warga Timor Timur. PBB memperkirakan hampir separuh populasinya tinggal di bawah garis kemiskinan ekstrem dengan penghasilan 1,90 dolar per hari dan separuh dari balita mengalami kelambatan pertumbuhan fisik dan mental sedang hingga parah akibat malnutrisi.

Baca Juga: Ungkap Pembunuh Editor Metro TV, Polisi Cek CCTV Jalan Tol JORR

Berikut kondisi Timor Leste usai lepas dari Indonesia berdasarkan laman Boombastis.

1. Peringkat 152 sebagai negara termiskin di dunia

Lambatnya pertumbuhan ekonomi negara dengan nama resmi Republica Democratica de Timor Leste ini, menjadi salah satu penyebab kemiskinan di wilayahnya. Dikutip dari laporan United Nations Development Programme (UNDP), Timor Leste berada di peringkat 152 sebagai daerah termiskin di dunia dari 162 negara.

2. Barang impor yang masih bergantung pada Indonesia

Meskipun sudah bukan jadi bagian dari Indonesia, nampaknya Timor Leste masih cukup bergantung kepada NKRI. Salah satunya bisa dilihat dari bagaimana negara ini bergantung kepada Indonesia untuk barang-barang pokok.

Baca Juga: Menurut Nadiem Makarim, Pembelajaran Tatap Muka Adalah yang Terbaik

Diketahui, Indonesia menyalurkan beberapa macam barang seperti pakaian, elektronik, dan kebutuhan penting lain.

3. Mengandalkan pemasukan dari minyak yang bekerjasama dengan Australia

Sebagai negara yang memiliki cadangan minyak bumi dan gas alam (migas), Timor Leste amat bergantung pada komoditas tersebut untuk menghidupi rakyatnya. Tak sendiri, pengelolaan potensi tersebut juga dikerjasamakan dengan Australia.

Seperti di ladang minyak Greater Sunrise misalnya, Timor Leste harus berbagi hasil dengan Australia selaku pengelola dan penyedia teknologi. Terlebih, posisi ladang migas itu juga berada di antara kedua negara.

Baca Juga: Ungkap Pembunuh Editor Metro TV, Polisi Cek CCTV Jalan Tol JORR

4. Bekerjasama dengan Tiongkok untuk membangun infrastruktur

Bergabungnya Kementerian Keuangan Timor Leste dengan Asian Infrastructure Investment Bank, menjadi jalan bagi Tiongkok untuk masuk ke Timor Leste. Selain memperkuat hubungan diplomatik, negeri Tirai Bambu juga diketahui banyak membangun gedung pemerintahan, berbagi teknologi pertanian, pariwisata, hingga perencanaan kota. Dilansir dari The Diplomat (19/11/2016), Tiongkok mengucurkan dana sebesar $50 juta sebagai pinjaman lunak.

5. Tantangan semakin berat karena pandemi Covid-19

Pandemi Covid-19 yang terjadi di Timor Leste juga menjadi tantangan bagi pemerintah setempat untuk menyelamatkan warganya.

Permasalahan yang dihadapi selain penularan adalah bahaya kerawanan pangan yang memengaruhi hingga 75% populasi.

Baca Juga: LAGU BARU: Lirik Lagu ‘Jangan Lupakan Aku’ Andmesh Kamaleng

Terutama yang terjadi akibat kebijakan lockdown yang membuat distribusi pangan terhenti. Bahkan, Menteri Perencanaan dan Investasi Timor Leste Xanana Gusmao sempat meminta bantuan RI agar warganya yang baru pulang dari Tiongkok dikarantina di tanah air.

Kondisi yang demikian membuat Timor Leste harus melakukan strategi demi meningkatkan pertumbuhan perekonomiannya. Karena tergantung dengan minyak bumi dan gas alam (migas), Bumi Loro Sae masih memiliki peluang dengan mengelola ladang migas Greater Sunrise, walaupun ada sedikit sengketa dengan Australia.***( Elvara Rocha Bella/Portal Jember)

 

Editor: Sophia Tri Rahayu

Sumber: Portal Jember Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler