Joe Biden Mencatat, Kebangkitan China Bukan Kemusnahan Kita

29 Juli 2020, 08:00 WIB
Barack Obama mendeklarasikan dukungannya kepada Joe Biden /Business Insider

RINGTIMES BANYUWANGI - Ketegangan antara Amerika Serikat dan China, kini, semakin jauh dari titik temu. Berawal dari perang dagang, ketegangan AS dengsn China kemudian semakin memanas dengan munculnya virus corona yang kasusnya pertama kali muncul di Wuhan, China. Sebab, kini AS merupakan negara dengan angka kasus positif tertinggi di seluruh dunia.

AS mengklaim bahwa virus tersebut muncul sebagai upaya China untuk mencapai kedigdayaannya di hadapan dunia, sedangkan China sempat mengatakan bahwa Virus Corona merupakan taktik licik AS untuk menjatuhkan China di mata dunia.

Di luar ketegangan tersebut, tahun 2011 silam, Joe Biden, mantan presiden Amerika Serikat yang mendampingi Barrack Obama, sempat menuliskan penilaiannya tentang China di New York Times yang dikutip ringtimesbanyuwangi.com dari laman tersebut.

Baca Juga: Ragukan Aksi Bunuh Diri Yodi Prabowo, Polisi: untuk Apa bohong, Nggak Penting

 

Dalam laman tersebut, Joe Biden menilai bahwa menurutnya tidak perlu khawatir terhadap perkembangan China yang cukup pesat dari segi ekonomi maupun militer. Sebab, hal itu tetap memberi keuntungan bagi Amerika yang menata kembali kerjasama dengan China.

Berikut tulis Joe Biden pada 7 September 2011 silam;

China’s Rise Isn’t Our Demise

By JOSEPH R. BIDEN Jr.

WASHINGTON

I FIRST visited China in 1979, a few months after our countries normalized relations. China was just beginning to remake its economy, and I was in the first Senate delegation to witness this evolution. Traveling through the country last month, I could see how much China had changed in 32 years — and yet the debate about its remarkable rise remains familiar.

Then, as now, there were concerns about what a growing China meant to America and the world. Some here and in the region see China’s growth as a threat, entertaining visions of a cold-war-style rivalry or great-power confrontation. Some Chinese worry that our aim in the Asia-Pacific is to contain China’s rise.

Baca Juga: Dinilai Hina Profesi Guru Makan Gaji Buta, Unggahan Facebook Dede Iskandar Bikin Emosi

I reject these views. We are clear-eyed about concerns like China’s growing military abilities and intentions; that is why we are engaging with the Chinese military to understand and shape their thinking. It is why the president has directed the United States, with our allies, to keep a strong presence in the region. As I told China’s leaders and people, America is a Pacific power and will remain one.

 But, I remain convinced that a successful China can make our country more prosperous, not less.

As trade and investment bind us together, we have a stake in each other’s success. On issues from global security to global economic growth, we share common challenges and responsibilities — and we have incentives to work together. That is why our administration has worked to put our relationship on a stable footing. I am convinced, from nearly a dozen hours spent with Vice President Xi Jinping, that China’s leadership agrees. 

We often focus on Chinese exports to America, but last year American companies exported more than $100 billion worth of goods and services to China, supporting hundreds of thousands of jobs here. In fact, our exports to China have been growing much faster than our exports to the rest of the world.

Baca Juga: Diduga Patung PM Abe Berlutut Kepada ‘Wanita Penghibur’ di Korea Selatan, Jepang Marah

The Chinese leaders I met with know their country must shift from an economy driven by exports, investment and heavy industry to one driven more by consumption and services. This includes continued steps to revalue their currency and to provide fair access to their markets. As Americans save more and Chinese buy more, this transition will accelerate, opening opportunities for us.

Bangkitnya China Bukan Kemusnahan Kita

Oleh JOSEPH R. BIDEN Jr.

WASHINGTON

Pertama kali saya berkunjung ke China pada tahun 1979, beberapa bulan setelah hubungan negara kami menjadi normal. China baru mulai menata kembali ekonominya, dan saya adalah utusan dewan pertama yang menyaksikan evolusi tersebut. Pada perjalanan melalui negara tersebut pada bulan lalu, saya dapat melihat seberapa besar perubahan China selama 32 tahun, dan sebelum perdebatan tentang kebangkitan yang luar biasa ini menyeruak.

Kemudian, seperti saat ini, ada perhatian tentang apa pengaruh pertumbuhan China terhadap Amerika dan dunia. Beberapa orang di wilayah ini yang melihat pertumbuhan China sebagai ancaman, merupakan pandangan yang lucu tentang sebuah persaingan dengan gaya perang dingin, atau konfrontasi kekuatan besar. Beberapa penduduk China khawatir apabila tujuan kita di Asia-Pasifik memuat bangkitnya China.

Baca Juga: Mendapat Vaksin Covid-19, Presiden Jokowi Bakal Menggelar Vaksinasi Massal di Seluruh Indonesia

Saya menolak pandangan ini. Kita berpandangan terbuka mengenai semisal pertumbuhan kemampuan militer China dan beberapa kehebatannya, yang merupakan alasan kenapa kita tertarik terhadap militer China, yakni untuk memahami dan membentuk pemikiran mereka. Hal ini adalah sebab presiden mengarahkan AS, tanpa sekutu kami, untuk menjaga kehadiran yang kuat bagi wilayah tersebut. Sebagaimana saya katakan pada pemimpin China dan masyarakatnya, Amerika adalah kekuatan Pasifik dan akan tetap menjadi satu.

Tetapi saya tetap yakin bahwa kesuksesan China dapat membuat negara kami lebih maju, bukan menurun.

Sebagaimana perdagangan dan investasi mengikat kita, kita memiliki sebuah pertaruhan untuk kesuksesan masing-masing. Pada isu keamanan hingga pertumbuhan ekonomi dunia, kita berbagi tugas dan tanggungjawab, dan kita memiliki dorongan untuk bekerjasama. itulah alasan pemerintah kami baru saja menggarap hubungan dalam landasan yang stabil. Saya yakin, dari sepuluh jam yang dihabiskan bersama Wakil Presiden Xi Jinping, bahwa pemimpin China setuju. 

Baca Juga: Mencari Bukti Kasus Misterius, Jasad Wanita Muda Terapung di Kolam Ikan Diduga Korban Kekerasan

 

Kami sering fokus pada eksport China ke Amerika, tetapi tahun lalu, perusahaan Amerika mengekspor barang dan layanan senilai lebih dari $100milliar ke China, untuk mendukung ratusan dari ribuan pekerjaan di sini. Faktanya, ekspor kami ke China telah tumbuh jauh lebih cepat dari ekspor kami ke negara lain di dunia.

Pemimpin China yang saya temui, memahami bahwa negaranya harus berubah dari sebuah ekonomi yang dikendalikan oleh ekspor, investasi, dan industri berat menjadi negara yang lebih banyak dikendalikan oleh layanan dan penggunaan. Hal ini termasuk tahap lanjutan menuju penilaian kembali valuta mereka dan memberikan jalan keluar yang adil bagi pasar mereka. Sebagaimana istilah Amerika banyak menyimpan dan China banyak membeli, transisi ini akan mempercepat terbukanya kesempatan bagi kami.***

Editor: Dian Effendi

Sumber: New York Times

Tags

Terkini

Terpopuler