Bikin Merinding, Begini Nasib 2.000 Anak Mantan Tahanan ISIS

3 Agustus 2020, 11:45 WIB
Anak-anak Yezidi yang selamat dari Negara Islam Irak Suriah (ISIS) menghadapi krisis kesehatan yang belum pernah terjadi sebelumnya. /Warta Ekonomi

RINGTIMES BANYUWANGI - Irak menyampaikan bahwa anak-anak Yezidi yang selamat dari Negara Islam Irak Suriah (ISIS) kini sedang menghadapi krisis kesehatan yang belum pernah terjadi sebelumnya. 

Kurang lebih hampir 2.000 anak Yezidi yang telah kembali ke keluarga mereka setelah ditahan kelompok bersenjata yang menamakan dirinya ISIS. 

Saat ini mereka sedang menghadapi krisis kesehatan fisik dan mental. Hal tersebut disampaikan Amnesty International dalam sebuah laporan baru yang diterbitkan Kamis (30/6/2020) lalu.

Baca Juga: Jimin BTS Kerap Mempunyai Hobi Memasak

Amnesty International mengunjungi Wilayah Kurdistan Irak dari 17 hingga 27 Februari 2020, dan mewawancarai 29 orang yang selamat yang ditangkap oleh ISIS saat masih anak-anak.

Ia juga mewawancarai 25 anggota keluarga yang merawat anak-anak yang selamat dan 69 ahli dan pejabat, termasuk dokter, psikoterapis, anggota staf LSM, pejabat PBB, dan pejabat pemerintah.

Catatan, nama-nama narasumber telah diubah untuk melindungi identitas mereka yang diwawancarai, dalam Laporan 'Legacy of Terror: Nasib Anak Yezidi yang selamat dari ISIS'. 

Baca Juga: Usai Dikabarkan Gugur, Kini Istri dan Anak Dokter Andhika Positif Covid-19

Laporan juga membahas kebutuhan mendesak untuk mengakhiri pemisahan paksa perempuan dan anak-anak mereka yang lahir dari kekerasan seksual oleh anggota ISIS.

Antara 2014 dan 2017, ISIS melakukan kejahatan perang, kejahatan terhadap kemanusiaan, dan melakukan apa yang digambarkan PBB sebagai genosida terhadap komunitas Yezidi di Irak.

Laporan setebal 57 halaman itu mengungkapkan tantangan seberapa besar tantangan yang kini dihadapi oleh sekitar 1.992 anak-anak yang telah kembali ke keluarga mereka.

Baca Juga: Kasetpres Heru Budi Hartono Pastikan Tidak Ada Kontak Langsung antara Presiden Jokowi dan Isdianto

 

Sebelumnya anak-anak itu diculik, disiksa, dipaksa untuk berperang, diperkosa, dan mengalami berbagai pelanggaran hak asasi manusia yang menghebohkan lainnya oleh ISIS.

"Sementara mimpi buruk masa lalu mereka telah surut, kesulitan tetap ada untuk anak-anak ini, setelah mengalami kengerian perang pada usia yang sangat muda, mereka sekarang membutuhkan dukungan mendesak dari otoritas nasional di Irak dan masyarakat internasional untuk membangun masa depan mereka," kata Deputi Direktur Crisis Response Amnesty International-Masalah Tematik, Matt Wells, dilansir dari Warta Ekonomi, Senin (3/8/2020). 

Mereka yang selamat dari kejahatan yang mengerikan, anak-anak ini sekarang menghadapi teror yang menghantui. Kesehatan fisik dan mental mereka harus menjadi prioritas di tahun-tahun mendatang jika mereka ingin kembali sepenuhnya ke keluarga dan komunitas mereka.

Baca Juga: Masjid Al-Aqsa Diburu Israel Karena Haikal Sulaiman, Berikut Fakta Kiblat Pertama Islam Tersebut

Banyak anak yang selamat telah kembali dari penangkaran ISIS. Mereka mengalami cedera jangka panjang, penyakit atau gangguan fisik. Kondisi kesehatan mental yang paling umum dialami anak-anak ini termasuk stres pasca-trauma, kecemasan dan depresi.

Dalam artikel yang dipublikasikan Warta Ekonomi berjudul "Kisah 2.000 Anak Mantan Tahanan ISIS Ini Bikin Merinding karena..," gejala dan perilaku yang sering ditampilkan mereka di antaranya agresi, kilas balik, mimpi buruk, penarikan diri dari situasi sosial, dan perubahan suasana hati yang parah.***

Editor: Galih Ferdiansyah

Sumber: Warta Ekonomi

Tags

Terkini

Terpopuler