Inggris, Prancis, dan Jerman Sepakat Klaim Laut China Selatan, Beijing Semakin Terpojok

18 September 2020, 13:30 WIB
Inggris, Prancis, dan Jerman Sepakat Klaim Laut China Selatan, Beijing Semakin Terpojok /

RINGTIMES BANYUWANGI – Perhatian Eropa kini sudah sampai juga pada klaim sepihak China di Laut China Selatan. Mulai dari Inggris, Prancis, hingga Jerman sepakat untuk mengecam klaim tersebut.

Catatan ke PBB pun dikirimkan secara bersama-sama oleh ketiga negara tersebut. Mereka mengikuti jejak Malaysia, Australia, Indonesia, Vietnam, Filipina, dan Amerika Serikat (AS).

Teguran diplomatik telah dikeluarkan oleh pemerintah ketiga negara tersebut selama setahun terakhir, termasuk juga keluhan dan penolakan atas klaim maritim China yang luas di Laut China Selatan, semuanya melalui Komisi PBB untuk Batas Landas Kontinen.

Berita ini sebelumnya telah terbit di Galamedianews dengan judul Beijing Kian Terpojok, Inggris, Jerman dan Prancis Turun Tangan Soal Laut China Selatan

“Prancis, Jerman, dan Inggris menggarisbawahi pentingnya pelaksanaan kebebasan laut lepas tanpa hambatan, khususnya kebebasan navigasi dan penerbangan, dan hak lintas damai yang diabadikan dalam (Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut), termasuk di Laut Cina Selatan,” kata catatan itu seperti dilansir dari Radio Free Asia (RFA), Jumat 18 September 2020.

Baca Juga: Pilih Transaksi Digital Selama Masa PSBB, Simak Cara Top Up ShopeePay

'Hak bersejarah' atas perairan Laut China Selatan tidak sesuai dengan hukum internasional juga sangat ditekankan oleh ketiga negara tersebut.

"Ingat bahwa putusan arbitrase dalam kasus Filipina versus China tertanggal 12 Juli 2016 dengan jelas menegaskan hal ini," tegas ketiganya.

Catatan tersebut juga menolak bagian lain dari sikap China atas perairan yang disengketakan. Disebutkan bahwa pulau-pulau buatan, seperti yang dibuat oleh China di Laut China Selatan melalui reklamasi tanah dan pengerukan pasir, tidak dapat menghasilkan hak maritim seperti zona ekonomi eksklusif di bawah UNCLOS.

Baca Juga: Tips Supaya Tak Gagal Unggah Foto Selfie KTP Kartu Prakerja

Catatan itu juga menjelaskan bahwa Prancis, Jerman, dan Inggris tidak mengakui pengelompokan batu dan pulau kecil di Paracel oleh China menjadi sebuah kepulauan yang akan menghasilkan garis pangkal lurus.

Garis pangkal lurus adalah garis imajiner yang menghubungkan titik-titik terluar fitur-fitur kepulauan yang dimaksudkan untuk membatasi - dan secara efektif memaksimalkan - wilayah yang dimilikinya.

Paracel adalah sekumpulan batu dan pulau kecil di bagian utara Laut Cina Selatan dan menjadi sengketa antara Cina, Vietnam, dan Taiwan.

Baca Juga: Naskah Khutbah Jumat, Lima Perkara yang Menghalangi Terkabulnya Doa

Inggris sudah tidak mengakui upaya China untuk menarik "garis pangkal lurus" di sekitar fitur yang diduduki di wilayah tersebut dan melakukan latihan kebebasan navigasi di sana pada tahun 2018.

Namun, ini adalah pertama kalinya Prancis dan Jerman secara eksplisit menegur garis pangkal China, serta posisi "hak bersejarah" China yang bersikeras memberikannya kedaulatan atas perairan dan bebatuan yang tersebar di hampir seluruh Laut China Selatan.

Kedua negara Eropa tersebut baru-baru ini juga mendorong keterlibatan lebih lanjut di Pasifik.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Cinta Hari ini Jumat, 18 September 2020, Pisces Beristirahatlah dengan Pasangan Anda

China telah mendapat kecaman internasional yang meningkat, terutama dari pemerintah AS, atas perilakunya di Laut China Selatan, dan terus mengirim kapal sipil yang dikendalikan militer dan pemerintah ke wilayah tetangganya di Asia Tenggara.

Terbaru Indonesia, satu negara yang berada di seberang Selat Malaka, mencela China karena mengirim kapal China Coast Guard (CCG) ke perairannya selama akhir pekan.*** (Dicky Aditya/ Galamedianews)

Editor: Shofia Munawaroh

Sumber: Galamedianews

Tags

Terkini

Terpopuler