Media Arab Soroti Pengungsi Kelaparan Gempa Mamuju, Persediaan Makin Habis

- 21 Januari 2021, 17:10 WIB
Gempa Sulbar
Gempa Sulbar /Dok. BNPB

RINGTIMES BANYUWANGI – Gempa yang terjadi di Mamuju Sulawesi Barat terus menjadi perhatian bagi media terutama penanganan pengungsi yang kelaparan dan basah, termasuk media Arab.

Media asing tersebut menyoroti bagaimana tindakan Indonesia dalam penanganan Gempa 6,2 SR yang menguncang Mamuju 15 Januari 2021 lalu, tak terkecuali media Arab yang menyatakan persediaan makanan di Mamuju makin habis.

Pengungsi Gempa Mamuju dijelaskan media Arab merasa kelaparan dan basah dan menghawatirkan persediaan makin habis.

Baca Juga: Media Amerika Ungkap Nelayan Indonesia Khawatir Pesawat Sering Jatuh, Sebut Kita Bisa Mati

Sebelumnya, Gempa yang menguncang Sulawesi bagian Barat tepatnya di Mamuju tersebut terjadi pukul 01.00 dini hari pada Jumat, 15 Januari 2021 dan mengemparkan masyarakat sekitar.

Bukan hanya itu, gempa yang mengemparkan itu juga terjadi di Majene dan membuat sejumlah orang hilang, 84 orang terkonfirmasi meninggal dunia, hingga puluhan ribu warga kehilangan tempat tinggal akibat rumahnya runtuh dari serangan Gempa tersebut.

Bantuan sudah mulai digalakkan masyarakat serta pemerintah melalui berbagai cara yang disalurkan ke Sulawesi Barat. Namun bantuan masih dirasakan kurang dan persediaan semakin habis di area Mamuju tersebut.

Bahkan menurut beberapa pengungsi, bantuan sangat berpusat pada Mamuju dan Majene sehingga hanya sedikit bantuan yang masuk ke pedesaan terdampak gempa.

Baca Juga: Media Inggris Soroti Gempa Majene, Penanganan Rumit Terkendala Virus Covid-19

“Kami sangat butuh keperluan untuk bayi dan anak, susu, bubur, hingga selimut,” kata Muhammad Ansar yang dikutip Ringtimesbanyuwangi.com dari Al Jazeera.

Peristiwa penuh haru pun terjadi di pengungsian yakni adanya seorang ibu yang melahirkan.

“Hari minggu, ada ibu melahirkan di tenda pengungsian,” kata Ansar.

Pada hari sebelumnya, dikatakan jika gempa lebih dahulu menguncang dengan magnitude 5,9 SR dan membuat beberapa mulai mulai rubuh.

Dilansir Ringtimesbanyuwangi.com dari Al Jazeera pada 21 Januari 2021, dijelaskan salah satu pengungsi di Tubo Selatan, Suhendra, jika selama ini mereka menerima sangat sedikit bantuan dari pemerintah daerah. Beberapa bantuan tersebut adalah mie instan dan air minum.

Baca Juga: Media Arab Ungkap Indonesia Suka Beli Pesawat Bekas, Tragedi SJ 182 Jadi Sorotan Dunia

Suhendra juga menjelaskan sulitnya karena harus mengkonsumsi mie instan tanpa dimasak.

Suhendra bersama keluarga dan saudaranya merasakan bantuan tersebut sangat tidak cukup untuk kebutuhan hidup selama mengungsi. Belum lagi anak dan bayi yang harus segera diberikan makanan anak dan bayi yang tentu berbeda dengan orang dewasa.

Suhendra menyampaikan sarannya kepada pemerintah melalui media Arab Al Jazeera untuk memperhatikan pengungsi hingga ke desa-desa terdampak, bukan hanya berpusat di Mamuju.

Baca Juga: Sriwijaya Air 182, Media asing Sebut Indonesia sebagai Tempat Terburuk Penerbangan

“Mereka perlu masuk ke desa-desa. Semua bantuan terpusat di Kota Mamuju. Kami membutuhkan beras dan susu untuk bayi-bayi itu tetapi bantuan tidak sampai kepada kami. Orang-orang kami membutuhkan bantuan,” kata Suhendra.***

Editor: Indah Permata Hati

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah