Indonesia telah berjuang untuk menemukan jalan keluar yang jelas dari resesi atau kemerosotan. Namun, Indonesia melakukan pembatasan yang lebih longgar selama sebagian kuartal keempat, sehingga mempercepat penyebaran virus.
Infeksi dan kematian akibat Coid-19 pun terus meningkat dengan rekor tertinggi pada Januari, mendorong tindakan anti-virus yang lebih ketat dan meningkatkan keraguan tentang apakah Indonesia dapat kembali normal pada tiga bulan ini.
Baca Juga: Akui Diancam dan Dieksploitasi Seseorang, Amanda Manopo: Aku Menjadi Manekin Bernyawa
Baca Juga: Gara-gara Banjir, Anies Baswedan Dibully, Mustofa Nahrawardaya: Ssssst! Jangan Berisik
Tetapi beberapa analisis mengatakan bahwa program vaksinasi Indonesia seharusnya membantu proses pemulihan negara ini.
“Tidak seperti negara-negara lain di dunia, pemerintah memprioritaskan vaksinasi kepada penduduk yang aktif secara ekonomi terlebih dahulu. Karena ketakutan akan tertural turun, perilaku orang cederung mulai kembali normal,” kata Gareth Leather, ekonom senior Asia di perusahaan riset Capital Economics, dikutip Ringtimesbanyuwangi.com dari laman Ajazeera, Senin 22 Februari 2021.
Baik bank sentarl maupun pemerintah telah berusaha untuk meredakan pukulan akibat pandemi Covid-19.
Baca Juga: Ayus Sabyan Khilaf, Mbah Mijan: Khilaf Cukup Sekali, Kalo Bertahun-tahun Namanya Nggragas
Bank Indonesia, yang emmangkas suku bunga sebesar 1,25 poin persentase tahun lalu dan memompa $ 50 miliar likuiditas ke pasar keuangan, telah berjanji untuk menggunakan semua instrumen kebijakan untuk mendukung pemulihan ekonomi tahun 2021.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani mengatakan bahwa dia akan meningkatkan dukungan fiskal untuk ekonomi pada 2021 hampir menyamai Rp 695,5 triliun, yang dialokasikan pemerintah untuk program bantuan pandemi Covid-19.***