Gambaran Dunia Tahun 2050, Manusia Sengsara Kehabisan Air Bersih

- 23 Maret 2021, 22:00 WIB
ILUSTRASI krisis air bersih.*/ANTARA
ILUSTRASI krisis air bersih.*/ANTARA /

RINGTIMES BANYUWANGI – Melihat pada masa depan, mungkin Anda mulai bertanya mengenai apa yang akan terjadi, apakah dunia akan semakin baik atau justru memburuk.

Sayangnya berbagai permasalahan pemanasan global dan cuaca ekstrem bisa menjadi deretan jawaban yang membuat manusia perlau waspada dengan apa yang terjadi pada masa depan.

Pada tahun 2050, dunia bukan hanya akan semakin tua namun krisis air berish juga menjadi pertaruhan bagi semua makhluk bumi.

Baca Juga: Dunia Krisis Kesehatan, Indigo Ungkap Pembuat Virus Covid-19 Sesungguhnya

Dilansir Ringtimesbanyuwangi.com dari Straits Times pada 23 Maret 2021, disebutkan jika akan ada skeitar 4 miliar orang didunia mengalami kurangnya air bersih selama satu bulan setahun.

Kemudian sekitar seperempat populasi dunia akan mengalami kesusahan mendapat air bersih yang aman.

Hal itu diungkapkan oleh perserikatan Bangsa-Bangsa(PBB) yang semkain khawatir dengan keadaan bumi dimasa mendatang.

Tujuan dai pembangunan berkelanjutan yang digalakkan PBB ialah agar air dan sanitasi bisa dimanfaatkan sefektif mungkin sehingga dunia tak mengalami kesengsaraan akibat kurangnya air yang diprediksikan akan terjadi 2050 nanti.

Disebutkan jika beberapa wilayah dunia akan susah mengakses air termasuk air bersih.

Baca Juga: Begini Gambaran Terjadinya Perang Dunia 3 Kelak, Krisis Air Hingga Perebutan Agama

Presiden Majelis Umum PBB Volkan Bozkir menyebut jika air minum menjadi kegagalan moral global yang bisa membuat sengsara makhluk bumi termasuk manusia.

"Jika saya boleh terus terang: Ini adalah kegagalan moral bahwa kita hidup di dunia dengan tingkat inovasi dan kesuksesan teknis yang tinggi, tetapi kita terus membiarkan miliaran orang ada tanpa air minum bersih atau alat dasar untuk mencuci tangan mereka , " kata Volkan.

"Dan jangan salah, ini adalah kegagalan global yang berdampak luas bagi kita semua," katanya lebih lanjut.

Dr Julia Brown yang merupakan ahli geografi manusia menyebut banyak negara pertanian dan indistri padat air justru akan kekurangan air dimasa mendatang.

Baca Juga: Belanda Pernah Krisis Pangan hingga Kelaparan, Lebih dari 20.000 Nyawa Melayang

"Ketika kita membeli produk dan membeli makanan dan pakaian, kita tidak selalu menghargai bahwa kita sebenarnya mengimpor air orang lain, dan seringkali negara-negara tempat kita mengimpor air, seperti di alpukat atau jeans denim kita, mereka sebenarnya negara yang sangat langka air, "katanya kepada Reuters.

Dr Brown juga menyoroti negara yang susah mendapat air seperti Sub-Sahara di Afrika yang dinilainya banyak pompa air yang rusak.

"Organisasi non-pemerintah ingin foto mereka diambil dengan pompa tangan baru yang mengkilap ... kemudian mereka pergi dan diserahkan kepada komunitas untuk mengumpulkan dana untuk memelihara sistem ini, untuk memastikan bahwa mereka diperbaiki. Dan jika mereka tidak?" dia berkata. "Penelitian menunjukkan, pada suatu waktu, sepertiga dari pompa tangan di sub-Sahara Afrika rusak."

Terkahir, PBB meminta agar dunia memberikan dukungan untuk air dan sanitasi demi menjaga masa depan bumi.***

Editor: Indah Permata Hati

Sumber: Strait Times


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x