Di India, 'si Kaya' Melarikan Diri dengan Jet Pribadi, 'si Miskin' Dihantui Tsunami Covid-19

- 12 Mei 2021, 15:10 WIB
Kesenjangan sosial antara si kaya dan miskin di India cukup terlihat. Di mana orang kaya melarikan menggunakan jet pribadi ke negara lain.
Kesenjangan sosial antara si kaya dan miskin di India cukup terlihat. Di mana orang kaya melarikan menggunakan jet pribadi ke negara lain. /geralt/free-photos/Pixabay/

Tingginya permintaan penerbangan, membuat harga tiket jet pribadi maupun pesawat terbang melonjak drastis dari biasanya.

"Kami diminta untuk menyediakan lebih banyak pesawat terbang dari luar negeri untuk memenuhi permintaan... Ini membutuhkan biaya 38 ribu dolar AS untuk jet dengan 13 tempat duduk  dari Mumbai ke Dubai, dan 31 ribu dolar AS untuk pesawat dengan enam tempat duduk,” ucap juru bicara Enthral Aviation, Air Charter Service, India, pada Jumat, 23 April 2021 lalu, dikutip dari BusinessInsider South Africa, berdasarkan The Economic Times.

Baca Juga: Ahli Kesehatan India Sebut Kotoran dan Kencing Sapi Bisa Atasi Covid-19

Orang-orang rela menyewa pesawat dengan cara patungan untuk meninggalkan India. Tak luput negara Thailand menjadi negara tujuan, namun paling banyak permintaan penerbangan menuju ke Dubai.

"Orang membentuk grup-grup dan merencanakan untuk berbagi jet kami supaya mendapatkan tempat duduk... Kami mendapatkan permintaan ke Thailand tapi lebih banyak permintaan ke Dubai," tambahnya.

Saat itu, pada Minggu, 25 April 2021, kasus infeksi di India mencapai 349.691 menurut laporan pejabat kesehatan masyarakat, dengan kasus kematian mencapai 2.767. Namun, menurut laporan Kementerian Kesehatan India pada Selasa, 11 Mei 2021, kasus Covid-19 mengalami peningkatan yakni total infeksi 390.995, dengan kematian mencapai 3.876.

Nasib sebaliknya harus ditanggung si miskin atau keluarga tidak mampu di India, karena korban yang berjatuhan terlampau banyak membuat sejumlah orang menenggelamkan jasad keluarga mereka di Sungai Gangga karena kekurangan kayu bakar untuk kremasi.

"Orang-orang membenamkan jasad di Sungai suci Gangga dibanding kremasi karena kekurangan kayu bakar," ungkap Akhand Pratap, seorang penduduk lokal.***

 

Halaman:

Editor: Ikfi Rifqi Arumning Tyas


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x