Pemimpin Hamas Kirim Surat untuk Jokowi, Maknanya Terungkap

- 22 Mei 2021, 08:21 WIB
Pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh mengirim surat untuk Presiden Jokowi. Begini isi dan maknanya. Indonesia diminta lakukan hal ini.
Pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh mengirim surat untuk Presiden Jokowi. Begini isi dan maknanya. Indonesia diminta lakukan hal ini. /Kolase Foto Novianti/Jurnal Palopo/

RINGTIMES BANYUWANGI – Ismail Haniyeh yang merupakan pemimpin Hamas mengirimkan surat kepada Presiden Indonesia, Joko Widodo.

Guru Besar Bidang Studi Hukum Internasional Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Prof Hikmahanto Juwana mengatakan bahwa surat tersebut berasal dari dua faksi di Palestina yaitu Hamas dan Fatah.

Hamas dan Fatah disebut memiliki orientasi politik dan cara memperoleh kemerdekaan yang berbeda.

Baca Juga: Alasan Israel Takut Menyerang Indonesia, Harus Mikir 100 Kali

Menurut Prof Hikmahanto Juwana, kedua faksi tersebut saling bersaing untuk memperoleh kemerdekaan.

Faksi Hamas dominan menguasai Gaza, sedangkan Fatah dominan menguasai Tepi Barat atau West Bank.

“Pertama yang perlu dipahami adalah di Palestina ada dua faksi yang saling bersaing dalam orientasi politik dan cara memperoleh kemerdekaan yaitu Hamas dan Fatah. Hamas dominan dan menguasai Gaza sementara Fatah dominan menguasai Tepi Barat. Ini dua lokasi yang berbeda dan dipisahkan oleh wilayah yang dikuasai Israel,” katanya, dikutip Ringtimesbanyuwangi.com dari laman Dw.com, Sabtu, 22 Mei 2021.

Baca Juga: Rayakan Gencatan Senjata Israel dan Hamas, Warga Palestina: Allahu Akbar

Juwana menyebut kejadian yang terjadi di Yerusalem Timur adalah berada di daerah yang dikuasai Fatah.

Sementara itu, peluncuran roket ke Israel terjadi di jalur Gaza yang dikuasai faksi Hamas.

“Kejadian di Yerusalem Timur kemarin ada di daerah yang dikuasai Fatah. Sementara peluncuran roket ke Israel dari Gaza. Saat ini Presiden Palestina, Mahmoud Abbas atas hasil pemilu berasal dariFatah,” ujar Juwana.

Baca Juga: Pria yang Tidak Pernah Shalat tapi Dijamin Rasulullah Masuk Surga, Simak Penyebabnya

Kedua faksi di Palestina tersebut diduga menjadi penyebab pecahnya suatu negara-negara Timur Tengar dalam menentukan sikap terkait konflik Israel dan Palestina.

Lantas apa hubungannya dengan surat yang dikirim pemimpin Hamas untuk Jokowi?

“Di sini Indonesia sebagai negara berpenduduk mayoritas Islam sedang dtarik-tarik untuk berada di belakang salah satu faksi yang ada di Palestina, bahkan mungkin kelompok negara-negara yang ada dalam OKI,” jelas Prof Prof Hikmahanto Juwana.

Baca Juga: Perbandingan Kekuatan Militer Indonesia dan Israel, Cek yang Lebih Unggul

“Artinya, jangan sampai Indonesia ikut dalam perpolitikan dalam negeri Palestina. Indonesia tentu mendukung rakyat Palestina untuk mendapatkan kemerdekaannya, bukan untuk mendukung salah satu faksi perpolitikan dalam sistem ketatanegaraan Palestina,” lanjutnya.

Untuk itu, Prof Hikmahanto Juwana meminta agar Indonesia bersikap bijak terkait surat dari Hamas tersebut.

“Oleh karenanya, kalau Hamas meminta dukungan Presiden Jokowi, maka perlu disikapi dengan bijak,” tambah Prof Hikmahanto Juwana.

Baca Juga: PBB Gagal Tangani Israel, MPR RI Dukung Genjatan Senjata Palestina

Pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh mengirim surat kepada Jokowi, dan memintanya untuk memobilisasi dukungan negara Islam dan Internasional terhadap Palestina.

Dalam surat tersebut, militan Palestina menulis soal agresi Israel ke Palestina yang kian meningkat.

“Kami meminta anda untuk segera bertindak dan memobilisasi dukungan Arab, Islam dan Internasional, dan untuk mengambil sikap yang jelas dan tegas untuk mewajibkan pendudukan Israel segera menghentikan agresi, dan terornya di Jalur Gaza,” kata Ismail Haniyeh dalam suratnya.

Haniyeh meminta kepada Jokowi untuk bertindak dan menyerukan diakhirinya kekerasan, termasuk pengusiran paksa, dikriminasi rasial, dan lainnya.

“Termasuk skema Yudaisasi, pemukiman, pengusiran paksa dan diskriminasi rasial, dan mencabut semua keputusan yang menargetkan pintu gerbang dan lingkungannya, terutama lingkungan Sheikh Jarrah,” jelas isi surat tersebut.***

Editor: Ikfi Rifqi Arumning Tyas

Sumber: DW.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x