Kabar Baik, Ilmuwan Prediksi Kekuatan Virus Corona Melemah Drastis

- 10 Mei 2020, 19:28 WIB
/

RINGTIMES BANYUWANGI - Para ilmuwan di Arizona State University mengungkapkan bahwa virus corona mengalami mutasi yang kian melemah.

Mereka menangkap sinyal harapan baru bahwa pandemi virus corona akan segera berakhir.

Dilansir PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari situs Express UK, mutasi virus corona kian melemah sama seperti yang ditemukan pada virus SARS di tahun 2003 lalu, hal itu berdampak pada kemampuan virus menembus sistem kekebalan tubuh manusia.

Baca Juga: Ribuan Orang di Negara Terkaya Dunia Rela Antri Dapat Makanan Gratis

Mantan Director of the World Health Organization (WHO) Cancer Programe, Karol Sikora mengatakan bahwa mutasi virus itu sudah kehilangan potensinya hingga tinggal sebagian.

“Para ilmuwan di Arizona telah mendeteksi mutasi dalam sampel virus corona. Jangan khawatir, itu telah kehilangan sebagian potensinnya," tulis Karol dalam akun Twitter pribadinnya.

Lebih lanjut, Karos juga mengungkapkan, ketika fenomena mutasi virus kian melemah terjadi pada SARS 2013, hal itu menjadi penanda awal dari akhir wabah tersebut.

Baca Juga: Modal Surat Sakti, Pemuda Ini Berhasil Mudik dari Bali Ke Jawa

Namun, ia mengingatkan bahwa penelitian ini baru dilihat dengan menggunakan satu sampel uji, untuk itu belum dapat ditarik kesimpulan secara pasti, para peneliti perlu mengkaji lebih dalam.

Dilaporkan Express, para peneliti mengambil 382 sampel dari pasien corona di negara bagiannya. Mereka menemukan adanya satu sampel yang sudah kehilangan sebagian besar materi genetik virusnya.

Para ilmuwan tersebut mengklaim hal itu membuat virus menjadi lebih lemah dan memberi sinyal harapan baru bahwa pandemi corona ini akan segera berakhir.

Baca Juga: Pria Ini Temukan Mayat di Dalam Lemari Es Ibunya Selama 15 Tahun

Seperti kami kutip dari artikel berjudul Kabar Baik dari Ilmuwan untuk Dunia, Kekuatan Virus Corona Sudah Melemah Drastis

Mereka juga memperkirakan kasus seperti ini akan muncul lebih banyak nantinya. Selain itu, mereka juga melaporkan dari 30.000 huruf asam ribonukleat (RNA) yang ada dalam virus ini, 81 huruf di antaranya telah menghilang.

Kepala Peneliti, Dr. Efrem mengatakan protein-protein ini terkandung di sana tidak hanya untuk ditiru, tetapi untuk membantu meningkatkan virulensi dan menekan sistem kekebalan tubuh.

Hal itu akan berkembang dengan bentuk virus yang lebih lemah pada fase akhir pandemi.

Baca Juga: Di Bengkulu 19 Tenaga Medis Positif Terinveksi Virus Corona

"Itu berkembang dengan bentuk yang lebih dilemahkan pada fase akhir epidemi," ujar Dr. Afrem kepada Express.

Belakangan diketahui, berita ini muncul setelah Inggris (UK) menyalip Italia dengan jumlah terinfeksi dan kematian terbanyak di Eropa. Tercatat lebih dari 32.000 meninggal dunia tercatat sejak awal menyerangnya pandemi corona di Eropa.

Sementara itu, sejumlah negara di dunia masih melaporkan kenaikan angka terinfeksi hingga mencapai 3.687.773 orang, di antaranya 1.220.664 dinyatakan sembuh, kemudian 255.142 orang telah meregang nyawa.(penulus: Firda Marta Rositasari)

Baca Juga: Akibat Covid-19, Balita Dua Tahun di Sumsel Ini Meninggal Dunia

Editor: Firda Marta Rositasari

Sumber: Pikiran Rakyat Tasikmalaya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah