Pria yang Sebut Covid-19 Tipuan Pemerintah Kini Positif Corona

- 17 Mei 2020, 12:40 WIB
/

RINGTIMES BANYUWANGI – Seorang pria asal Amerika Serikat (AS) yang mengklaim bahwa virus corona baru (COVID-19) merupakan sebuah tipuan pemerintah.

Namun, kini pria itu telah berubah pikiran setelah dirinya bersama sang istri dinyatakan positif terinfeksi COVID-19.

Dikutip Pikiran-Rakyat.com dari laman Mirror, pria bernama Brian Hitchens tersebut sebelumnya tidak berpikir bahwa COVID-19 itu nyata.

Bahkan dirinya mengatakan 'Tuhan lebih besar dari virus ini'.

Baca Juga: Saat Bumi Disibukkan Covid-19, Tiongkok Beri Sinyal Ambil Alih Taiwan

Beberapa minggu kemudian setelah itu, Brian dirawat di Palm Beach Gardens Medical Center, Florida lantaran didiagnosis positif terinfeksi COVID-19.

Dirinya pun akhirnya memperingatkan masyarakat agar menanggapi COVID-19 dengan serius.

Brian mengaku pada awalnya ia berpikir bahwa virus tersebut adalah tipuan pemerintah untuk mengalihkan isu-isu di AS.

Baca Juga: Virus Corona Dapat Menular Melalui Udara? Simak Fakta Menurut WHO

Seperti kami kutip dari artikel berjudul Seorang Pria yang Sebut COVID-19 Tipuan Pemerintah Kini Positif Corona dan Dirawat Bersama Istrinya

"Saya pikir itu mungkin tipuan pemerintah dan sepertinya mereka melakukan hal tersebut untuk mengalihkan perhatian kita," ungkapnya kepada media setempat.

Melalui unggahan dalam akun Facebook pribadinya, Brian Lee Hitchens pada April 2020 lalu, dirinya mengatakan bahwa pandemi COVID-19 terlalu dibesar-besarkan oleh pihak berwenang.

"Saya akan bangun di pagi hari dan berdoa pada Tuhan untuk perlindungannya dan saya akan membiarkannya begitu saja. Semua topeng dan sarung tangan ini, saya pikir itu terlihat seperti dibesar-besarkan," tulis Brian dalam akun Facebook pribadinya.

Baca Juga: Begini Tanggapan dr.Tirta Mengenai Permintaan Maaf India Kalistha

Saat ini, Brian dan istrinya sudah menunjukkan kondisi kesehatan yang membaik.

Brian mengimbau publik untuk selalu menjaga kesehatan agar tidak berakhir seperti dirinya.

"Saya tidak ingin melihat siapa pun mengalami apa yang saya lalui. Istri saya menggunakan ventilator. Sudah seperti itu selama tiga minggu dan itu sulit. Ini menyedihkan," ujarnya.

Diketahui, saat ini Brian dan istrinya masih berada di rumah sakit hingga beberapa hari ke depan.

Baca Juga: Warga Beragama di Amerika Percaya Bahwa Virus Corona Pesan Tuhan

Sementara itu, beberapa waktu yang lalu Presiden AS, Donald Trump mengatakan bahwa vaksin COVID-19 akan tersedia pada akhir tahun 2020 mendatang.

Di bawah proyek Operation Warp Speed, pemerintah AS mengembangkan suatu vaksin dan bersiap untuk mendistribusikannya secara massal.

Pemerintah AS juga bekerja sama dengan militer, ilmuwan dan industri farmasi untuk mengembangkan vaksin jangka panjang tersebut.

Baca Juga: Inilah Kisah Pilu Nenek yang Bertahan Hidup dengan menjual Kacang

Trump menyebut, mantan eksekutif GlaxoSmithKline, dr. Moncef Slaoui dan Jenderal Militer, Gustave Perna akan memimpin proyek tersebut.

Sebagian besar ahli kesehatan meyakini bahwa vaksin tersebut akan membutuhkan waktu 12 hingga 18 bulan.

Namun, dr. Slaoui percaya jika jutaan vaksin dapat tersedia pada akhir tahun ini.

"Saya baru-baru ini melihat data awal dari uji klinis dengan vaksin virus corona. Saya yakin akan ini," tegasnya.(Penulis: Firda Marta Rositasari)

Baca Juga: Saat jalani Perawatan, Menhub Kembali Positif?Begini Kronologinya

Editor: Firda Marta Rositasari

Sumber: Pikiran-Rakyat.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah