Network
RINGTIMES BANYUWANGI - Meghan Markle, Duchess of Sussex Inggris, telah berbicara tentang berbagai peristiwa setelah kematian George Floyd dengan mengatakan, bahwa dia menyesal karena anak-anak harus tumbuh di dunia di mana rasisme masih ada dan peristiwa terkini di Amerika Serikat "menghancurkan".
"Saya tahu Anda tahu bahwa kehidupan (kulit) hitam itu penting," kata Meghan Markle pada hari Rabu 3 Juni 2020.
Kematian George Floyd telah menjadi titik api terbaru karena kemarahan yang berkepanjangan atas kebrutalan polisi terhadap orang Afrika-Amerika dan menyebabkan protes nasional.
Baca Juga: Misteri Siluman KRI Klewang, Kapal Perang Buatan Indonesia?, Cek Faktanya
"Selama beberapa minggu terakhir saya telah berencana untuk mengatakan beberapa kata kepada Anda dan seperti yang kita semua lihat selama seminggu terakhir apa yang terjadi di negara kita, dan di negara bagian kita dan di kota asal kita, LA benar-benar menghancurkan,” kata Meghan Markle, yang ibunya adalah orang Afrika-Amerika dan ayahnya berkulit putih.
"Hal pertama yang ingin saya katakan kepada Anda adalah bahwa saya minta maaf, saya sangat menyesal Anda harus tumbuh di dunia di mana ini (rasisme) masih ada," katanya dalam pesannya kepada gadis-gadis di Immaculate Heart High Sekolah.
"Satu-satunya hal yang salah untuk dikatakan adalah tidak mengatakan apa-apa. Karena kehidupan George Floyd menjadi penting, dan kehidupan Breonna Taylor menjadi penting, dan kehidupan Philando Castile menjadi penting dan kehidupan Tamir Rice menjadi penting dan begitu juga banyak orang lain yang namanya kita kenal, dan yang namanya kita tidak tahu," katanya.
Baca Juga: Jokowi Beri Pesan Pada Gibran Bahwa Jadi Pemimpin Tak Perlu Pintar? Cek Faktanya
Seperti kami kutip dari artikel berjudul Turut Komentari Kematian George Floyd, Meghan Markle: Saya Minta Maaf dan Menyesal Rasisme Masih Ada
Keluarga kerajaan Inggris secara tradisi tidak mengomentari masalah politik. Namun, Meghan Markle dan Harry mengundurkan diri dari peran resmi kerajaan mereka pada akhir Maret dan sekarang tinggal di Los Angeles bersama putra mereka, Archie.
Dalam pesannya, wanita berusia 38 tahun itu merefleksikan ingatannya sendiri tentang kerusuhan LA 1992.
"Kenangan itu tidak hilang dan saya tidak bisa membayangkan bahwa pada usia 17 atau 18 tahun, yaitu berapa usia Anda sekarang, bahwa Anda harus memiliki versi berbeda dari jenis pengalaman yang sama," katanya.
Baca Juga: TRANDING Google Hapus Aplikasi 'Anti-Tiongkok' di Play Store
“Itu adalah sesuatu yang harus Anda pahami, tetapi pemahaman sebagai pelajaran sejarah bukan sebagai realitas Anda. Jadi saya menyesal bahwa dengan cara kami belum membawa dunia ke tempat yang Anda inginkan," tuturnya dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Reuters.(penulis: Firda Marta Rositasari)
