Kini Afrika Dikejutkan dengan Wabah Ebola Meski Covid-19 Belum Mereda

- 5 Juni 2020, 06:30 WIB
Ilustrasi wabah Ebola
Ilustrasi wabah Ebola //Pixabay

RINGTIMES BANYUWANGI  - Musibah pandemi covid-19 belum juga berakhir, Republik Demokratik Kongo (DRC) justru laporkan kemunculan wabah Ebola baru di barat laut negara itu.

Wabah Ebola baru tersebut muncul hanya beberapa minggu sebelum pemerintah DRC berharap untuk mengumumkan berakhirnya epidemi Ebola di timur negara itu.

Penyakit Ebola mematikan tersebut semakin menambah kerepotan DRC dalam memerangi wabah selain pandemi covid-19.

Baca Juga: Di Tengah Pandemi, Imunisasi Bayi 0-18 Tidak Baik Ditunda, Simak Cara Beri Vaksin Anak

Artikel ini sebelumnya telah tayang di Pikiran-Rakyat.com dengan judul "Virus Corona Belum Mereda, Wabah Ebola Baru Dikabarkan Menyebar di Afrika"

Dilaporkan pada Senin, 1 Juni 2020 oleh Menteri Kesehatan Eteni Longondo, bahwa tercatat telah ada empat orang meninggal akibat Ebola di sebuah distrik di kota barat laut Mbandaka.

"Lembaga Penelitian Biomedis Nasional (INRB) telah mengkonfirmasi kepada saya bahwa sampel dari Mbandaka dites positif untuk Ebola," ujar Longondo.

"Kami akan mengirimkan mereka vaksin dan obat-obatan dengan sangat cepat," kata Menteri, seraya menambahkan bahwa ia berencana untuk mengunjungi lokasi wabah pada akhir minggu.

Baca Juga: Untuk Putuskan Tahun Ajaran Baru, FSGI Minta Nadiem Makarim Segera Umumkan!

Ibukota Provinsi Equateur, Mbandaka adalah pusat transportasi di Sungai Kongo dengan populasi lebih dari satu juta.

Provinsi Equateur sebelumnya dilanda wabah Ebola antara Mei dan Juli 2018, di mana 33 orang meninggal dan 21 pulih dari penyakit itu.

"Ini adalah provinsi yang sudah mengalami penyakit. Mereka tahu bagaimana merespon. Mereka memulai respon di tingkat lokal kemarin (Minggu)," kata Longondo dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Aljazeera.

Baca Juga: Jadi Korban Vandalisme, Warga Cirebon Ini Beri Tips Hapus Cat Semprot

Wabah terbaru di barat laut DRC adalah yang ke 11 di negara itu sejak para ilmuwan pertama kali mengkarakteristikkan penyakit ini pada 1976 silam.

Epidemi Ebola yang bergejolak di timur negara itu telah menewaskan 2.280 orang sejak muncul di timur Provinsi Kivu Utara pada Agustus 2018 dan kemudian menyebar ke provinsi tetangga Ituri.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan wabah itu darurat kesehatan publik yang menjadi perhatian internasional pada Juli 2019, setelah virus yang sangat menular itu mengancam akan menyebar ke kota besar Goma dan negara-negara tetangga.

Baca Juga: Sempat Tuai Kritik, dr. Tirta: Nggak Bisa! Ngegas Itu Hakiki

Nasib diubah dengan peluncuran dua vaksin yang diproduksi oleh Merck dan Johnson & Johnson yang berada dalam tahap studi klinis dan belum dilisensikan untuk mengimunisasi lebih dari 300.000 orang.

Memprioritaskan kontak orang yang didiagnosis dengan Ebola sangat efektif dalam menghentikannya, penyakit yang menyerang banyak organ tubuh dan dapat menyebabkan pendarahan internal yang tidak terkendali.

DRC juga memerangi wabah virus corona baru, tercatat sejauh ini 3.195 infeksi dan 2.896 di ibukota, Kinshasa dan 72 kematian, menurut angka resmi terbaru.(Penulis: Sophia Tri Rahayu) 

Baca Juga: Di Tengah Pandemi, Imunisasi Bayi 0-18 Tidak Baik Ditunda, Simak Cara Beri Vaksin Anak

Editor: Sophia Tri Rahayu

Sumber: portaljember.pikiran-rakyat.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x