Terbaru, China dan Amerika Serikat Jadikan Myanmar Sebagai Medan Perang

- 20 Juli 2020, 10:45 WIB
Armada AS bersiaga di Laut China Selatan. (Foto: Twitter @aircraftcarrier)
Armada AS bersiaga di Laut China Selatan. (Foto: Twitter @aircraftcarrier) /

Baca Juga: Kiat-kiat Tingkatkan Kapasitas Kerja Laboratorium untuk Tangani Pasien Covid-19

“Inilah bagaimana kedaulatan modern sering hilang. Bukan melalui aksi nyata dan terbuka, tetapi lewat kaskade yang lebih kecil yang mengarah pada erosi lambat seiring berjalannya waktu,” kata Kedutaan Besar AS seperti dikutip Reuters.

Terkait itu China pun merespons dengan mengatakan, pernyataan itu menunjukkan sikap “anggur asam” AS terhadap “hubungan China-Myanmar yang berkembang”.

Berita ini sebelumnya telah terbit di Galamedianews.com dengan judul Jadi Medan Pertempuran Baru, China dan Amerika Serikat Saling Serang di Myanmar

Selanjutnya, China menyatakan, pernyataan tersebut merupakan “lelucon lain dalam tur global oleh pihak berwenang AS untuk mengalihkan perhatian pada masalah-masalah domestik dan mencari keegoisan keuntungan politik”.

Baca Juga: Update Kasus Covid-19 di Indonesia Per 19 Juli: Total 2.133 Orang Dinyatakan Sembuh

“AS pertama-tama harus melihat ke cermin untuk melihat, apakah masih terlihat seperti negara besar sekarang,” ujar Kedutaan Besar China seperti dilansir Reuters.

 

Myanmar semakin menjadi medan pertempuran bagi pengaruh AS dan China sejak hubungan antara pemerintah yang dipimpin oleh pemenang Nobel Aung San Suu Kyi dan Barat menjadi tegang karena perlakuannya terhadap minoritas Muslim Rohingya.

Penulis dan sejarawan Myanmar Thant Myint-U mengatakan kepada Reuters melalui e-mail, meskipun negara itu memiliki nilai ekonomi yang bisa para pesaing abaikan, kepentingan strategisnya sebagai jembatan antara daratan China dan Teluk Benggala sulit untuk dikesampingkan.

Halaman:

Editor: Galih Ferdiansyah

Sumber: Galamedianews


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah