Al Jabri sendiri adalah ajudan Muhammad bin Nayef yang seorang pejabat intelijen.
Baca Juga: Akui Tahu Kejadian Sebenarnya, Rekan Yodi Siap Buka Mulut Terkait Kasus Pembunuhan Editor Metro TV
Sumber Reuters mengatakan munculnya kasus ini bukan tanpa alasan. Seorang diplomat yang tak disebutkan namanya mengatakan ini upaya untuk semakin melengserkan Muhammad bin Nayef dalam deretan penerus tahta.
Serangan di klaim dibuat pendukung pemerintah. Tujuannya menggoyang opini publik.
"Tweet membuka jalan bagi pemerintah Saudi untuk menuduh Muhammad bin Nayef terlibat dugaan korupsi Jabri," tulis Reuters mengutip sumber itu.
Baca Juga: 7 Tips Pekerjaan yang Bisa Hasilkan Rp1 Juta Perminggu
Sumber itu menyebutkan, ini adalah kampanye tersusun yang mendiskreditkan Muhammad bin Nayef. Sebab, Putra Mahkota MBS sedang berusaha menyingkirkan saingan-saingannya dalam menggantikan posisi Raja Salman.
"Mereka telah menyiapkan dokumen melawannya sejak Maret," kata salah satu sumber Reuters, menambahkan bahwa mereka yang berada di balik kampanye Twitter ingin "mencoreng citranya di dalam negeri".
Sebelum dipecat, Muhammad bin Nayef dipandang paling mumpuni menggantikan raja. Ia sempat mengendalikan pasukan keamanan negara dan mengembangkan hubungan dekat dengan agen-agen intelijen barat.
Baca Juga: Akui Tahu Kejadian Sebenarnya, Rekan Yodi Siap Buka Mulut Terkait Kasus Pembunuhan Editor Metro TV