Jamaat-e-Islami, partai sayap kanan Pakistan yang menggerakkan aksi massa pun membatalkan unjuk rasa setelah adanya ledakan granat.
Pemerintah India, yang dipimpin oleh Perdana Menteri Narendra Modi, pada Agustus 2019 mencabut status khusus Jammu dan Kashmir, satu-satunya negara bagian dengan penduduk mayoritas Muslim di India.
Tidak hanya itu, India juga memisahkan negara bagian itu jadi dua daerah yang diatur oleh pemerintah pusat.
Baca Juga: Bertemu Muwado, Youtuber Somalia yang Pandai Menghibur Dunia
Pemerintah mengatakan perubahan itu bertujuan memulihkan sektor perekonomian di Jammu dan Kashmir, serta menyatukan wilayah itu dengan daerah lain di India. Namun, kebijakan tersebut membuat warga Kashmir dan Pakistan geram.
Kashmir merupakan wilayah yang diklaim oleh India dan Pakistan. Dua negara itu telah berperang memperebutkan wilayah Kashmir. Saat ini, dataran tinggi itu dikuasai oleh India dan Pakistan.
Otoritas di India sejak Rabu mengerahkan tentara dan membatasi kegiatan masyarakat di Kashmir untuk mencegah potensi unjuk rasa.***