Sayap ke-18 tidak segera menjawab pertanyaan dari Stars and Stripes tentang insiden tersebut.
Pejabat biro juga telah meminta rincian yang lebih tepat tentang jalur penerbangan dan titik asal pesawat.
Insiden itu membuat gusar pejabat prefektur yang berjuang untuk menghambat penyebaran virus corona baru.
Baca Juga: Uni Eropa Turun Tangan Atas Peristiwa Ledakan Dahsyat Beirut
"Dengan semua yang terjadi dengan virus corona, kami hanya ingin mereka tidak menyebabkan masalah lagi pada saat ini," kata otoritas prefektur setempat melalui seorang juru bicara kepada Stars and Stripes, Rabu (5/8/2020).
Otoritas prefektur masih mengumpulkan informasi tentang insiden itu. “Setelah kami mendapat cukup informasi, dan jika perlu, kami akan mengajukan protes ke Pangkalan Udara Kadena atas insiden ini,” katanya.
Sudah menjadi kebiasaan di Jepang bagi beberapa pejabat pemerintah untuk berbicara kepada media tanpa menyebut nama.
Beberapa insiden dalam beberapa tahun terakhir dari bagian yang jatuh dari pesawat AS di atau sekitar prefektur pulau selatan Jepang telah menuai kecaman dari penduduk setempat.
Baca Juga: Facebook Hapus Unggahan Trump Soal Virus Corona, Diduga Berisikan Klaim Palsu
Dalam artikel yang dipublikasikan Warta Ekonomi berjudul " Malu-maluin, Spare Part Jet Tempur F-15 AS Jatuh di Langit Jepang," pada 27 Agustus 2019, helikopter Super Stallion Korps Marinir CH-53E kehilangan jendela kabin di atas perairan terbuka di lepas pantai Okinawa. Tidak ada cedera atau pun kerusakan properti yang dilaporkan dalam insiden itu.