Penyebab Ledakan Dashyat di Beirut Diduga Berasal dari Bom, Rudal, atau Gangguan Eksternal Lainnya

- 8 Agustus 2020, 13:45 WIB
Ilustrasi. Foto bangunan yang terdampak ledakan di Beirut Lebanon. Masa antipemerintah Lebanon melakukan demonstrasi menuntun pemerintah menyelamatkan negaranya dari krisis.
Ilustrasi. Foto bangunan yang terdampak ledakan di Beirut Lebanon. Masa antipemerintah Lebanon melakukan demonstrasi menuntun pemerintah menyelamatkan negaranya dari krisis. /Reuters/Aziz Taher

RINGTIMES BANYUWANGI - Hingga hari ini pemerintah Lebanon masih disibukkan oleh penanganan pasca peristiwa ledakan besar di Beirut, pada Selasa, 4 Agustus 2020 lalu.

Penyebab ledakan yang mirip dengan peristiwa pengeboman Hiroshima dan Nagasaki itu masih dalam tahap investigasi.

Kendati demikian, Presiden Lebanon Michel Aoun mulai menduga-duga penyebab lain. Ia menyatakan, ledakan terbesar dalam sejarah Beirut tersebut bisa saja disebabkan oleh bomrudal atau gangguan eksternal lainnya.

Baca Juga: Pengaruh Bahaya Gadget pada Anak, Secara Fisik dan Psikis

"Penyebabnya belum ditentukan. Ada kemungkinan gangguan eksternal melalui rudal atau bom atau tindakan lain," kata Presiden Aoun kepada media setempat yang dilansir The Jerusalem Post.

Meski begitu, Aoun tidak memungkiri bahwa insiden mengerikan yang menewaskan 154 orang ini kemungkinan juga karena faktor kelalaian. Seperti diketahui, ledakan dahsyat di pelabuhan Beirut ini menghancurkan sebagian besar wilayah Ibu Kota Lebanon tersebut.

Lebih dari 5.000 orang lainnya terluka serta ratusan orang meninggal dunia. Hingga hari ini, Sabtu, 8 Agustus 2020, tim penyelamat masih membongkar puing-puing untuk menemukan siapa pun yang masih hidup setelah ledakan terjadi.

Baca Juga: Stop Narkoba!, Simak Cara Berikut untuk Menghindarinya

Berita ini sebelumnya telah terbit di Galamedia.com dengan judul Ledakan di Beirut Dicurigai Berasal dari Bom atau Rudal

Lebih lanjut Aoun sebelumnya mengatakan, bahan peledak yang disimpan dengan tidak aman selama bertahun-tahun di pelabuhan juga menjadi objek penyelidikan terkait kemungkinan sebagai penyebabnya.

Bahan peledak itu, seperti diungkapkan otoritas keamanan Lebanon adalah 2.750 ton amonium nitrat. Penyelidikan juga akan mempertimbangkan apakah ledakan itu terjadi karena kelalaian atau kecelakaan.

Berdasarkan informasi, sejauh ini sudah ada 20 orang yang ditahan karena peristiwa itu. Seorang sumber mengatakan penyelidikan awal menyalahkan kelalaian sebagai faktor tragedi ledakan di Beirut.

Baca Juga: Bapak 'Game' Play Station Ken kutaragi Lahir pada 8 Agustus

Dikutip dari Galamedianews.com, Amerika Serikat mengatakan tidak mengesampingkan bahwa tragedi di Beirut akibat serangan. Sedangkan Israel, yang telah berperang beberapa kali dengan Lebanon, telah membantah peran apa pun.

Bahkan Presiden Turki Tayyip Erdogan mengatakan penyebab tragedi itu tidak jelas. Namun ia membandingkan ledakan itu dengan pemboman tahun 2005 yang menewaskan mantan Perdana Menteri Rafik al-Hariri.

Sementara itu, Pemimpin kelompok Hizbullah Lebanon, Sayyid Hassan Nasrallah, membantah laporan bahwa kelompoknya memiliki senjata yang disimpan di pelabuhan.

Baca Juga: Pariwisata Banyuwangi Kembali Dibuka Di Era New Normal

Dia menyerukan penyelidikan yang adil dan akuntabilitas yang ketat untuk siapa pun yang bertanggung jawab tanpa perlindungan politik.

"Kalaupun ada pesawat menghantam, atau memang disengaja, ternyata (amonium) nitrat ini sudah bertahun-tahun ada di pelabuhan dengan cara seperti ini, artinya sebagian kasus itu mutlak kelalaian dan korupsi," tegasnya.(Lucky M. Lukman/Galamedia News).***

 

Editor: Galih Ferdiansyah

Sumber: Galamedianews


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah