Pemerintah Afghanistan Menyetujui Pembebasan Tahanan Taliban

- 10 Agustus 2020, 08:15 WIB
DOKUMENTASI Taliban merayakan gencatan senjata di Distrik Ghanikhel di Provinsi Nangarhar, Afghanistan. Gambar diambil pada 16 Juni, 2018. *
DOKUMENTASI Taliban merayakan gencatan senjata di Distrik Ghanikhel di Provinsi Nangarhar, Afghanistan. Gambar diambil pada 16 Juni, 2018. * /ANTARA/

RINGTIMES BANYUWANGI - Presiden Afghanistan Ashraf Ghani menyetujui pembebasan 400 tahanan Taliban setelah majelis besar Afghanistan, yang dikenal sebagai Loya Jirga, mengeluarkan resolusi untuk menyetujui langkah tersebut.

Resolusi yang merekomendasikan pembebasan para tahanan disahkan pada hari Minggu di akhir tiga hari Loya Jirga, pertemuan tradisional tetua suku Afghanistan dan pemangku kepentingan lainnya yang diadakan untuk memutuskan masalah penting.

"Untuk menghilangkan rintangan untuk memulai pembicaraan damai, menghentikan pertumpahan darah, dan untuk kebaikan publik, jirga menyetujui pembebasan 400 tahanan seperti yang diminta oleh Taliban," anggota Jirga Atefa Tayeb mengumumkan.

Baca Juga: Terduga Teroris Asal Surabaya Ditangkap Densus 88, Warga Sebut Orangnya Tertutup

Dikutip ringtimesbanyuwangi.com dari Aljazeera, menindaklanjuti pengumuman tersebut, Presiden Ghani berkata: "Hari ini, saya akan menandatangani perintah pembebasan 400 tahanan ini."

Nasib para tahanan merupakan permasalahan penting dalam pembicaraan damai antara kedua belah pihak.

Pemerintah Afghanistan telah membebaskan hampir semua tahanan Taliban dalam daftar, tetapi pihak berwenang telah menolak pembebasan 400 tahanan lainnya.

Baca Juga: Mengaku Terkenal Sejak Umur 23 Tahun, Rizal Ramli: Banyak Influencer Norak dan Buzzer RP

Menurut sebuah daftar resmi kantor berita AFP, banyak dari tahanan itu didakwa melakukan pelanggaran serius, dan lebih dari 150 narapidana akan dihukum mati.

Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo pada hari Jumat mendorong pembebasan para tahanan sambil mengakui bahwa keputusan itu "tidak populer".

Pada hari minggu, delegasi di Loya Jirga mengatakan mereka ingin jaminan internasional bahwa Taliban tidak akan kembali ke medan perang.

Baca Juga: Kembali Diusulkan Sebagai Capres 2024 oleh Gerindra, Begini Tanggapan Prabowo Subianto

"Pembebasan tahanan adalah satu-satunya permasalahan yang sekarang telah dihapus. Kesepakatannya adalah bahwa setelah 5.000 anggota Taliban dibebaskan, gencatan senjata akan dibahas dalam pembicaraan intra-Afghanistan," Mushtaq Rahim, anggota pendiri Unit Urusan Afghanistan.

"Kami siap untuk diskusi intra-Afghanistan dalam membahas pandangan masa depan dari pengaturan politik Afghanistan, setuju untuk menghentikan kekerasan dan terlibat dalam kemajuan politik." Imbuhnya.

Belum ada tanggal yang ditetapkan, tetapi negosiasi antara kepemimpinan politik Kabul dan Taliban diperkirakan akan dimulai minggu depan dan kemungkinan besar akan diadakan di Qatar, tempat Taliban mempertahankan kantor politik.

Baca Juga: Tertipu Rp 6,5 Triliun, Pangeran Arab Saudi Beli Lukisan Palsu Diklaim Karya Da Vinci

Negosiasi Afghanistan dituangkan dalam kesepakatan yang ditandatangani oleh AS dan Taliban pada Februari. Pada saat penandatanganannya, itu disebut-sebut sebagai peluang terbaik Afghanistan untuk mengakhiri perang selama beberapa dekade.

Kesepakatan itu menyerukan pemerintah untuk membebaskan 5.000 tahanan dan bagi Taliban untuk membebaskan 1.000 personel pemerintah dan militer dalam tahanannya sebagai isyarat niat baik sebelum dimulainya negosiasi.***

Editor: Dian Effendi

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x