Indonesia Sambut Baik Keputusan Afghanistan Lepas 400 Tahanan Taliban

- 12 Agustus 2020, 17:40 WIB
DOKUMENTASI Taliban merayakan gencatan senjata di Distrik Ghanikhel di Provinsi Nangarhar, Afghanistan. Gambar diambil pada 16 Juni, 2018. *
DOKUMENTASI Taliban merayakan gencatan senjata di Distrik Ghanikhel di Provinsi Nangarhar, Afghanistan. Gambar diambil pada 16 Juni, 2018. * /ANTARA/

RINGTIMES BANYUWANGI – Dalam keputusan Pemerintah Afghanistan untuk membebaskan 400 tahanan anggota Taliban yang membuka jalan berlangsungnya perundingan Intra-Afghan, Indonesia menyambut baik keputusan tersebut dan mengharapkan dapat menyudahi perang yang berlangsung selama hampir dua dekade di negara Asia Selatan itu.

“Indonesia menyambut baik keputusan Loya Jirga tentang tahanan yang tersisa dan menantikan penyelenggaraan Negosiasi Intra-Afghanistan, yang dipimpin oleh Afghanistan dan digelar oleh Afghanistan,” demikian disampaikan Kementerian Luar Negeri RI dalam cuitan di Twitter.

Loya Jirga adalah sebutan untuk Majelis Besar Afghanistan.

Baca Juga: Menikah di Tanggal Milad Meggy Wulandari, Kini Resmi Bercerai Tepat di Hari Ulang Tahun Kiwil

“Indonesia tetap berkomitmen untuk aktif mendukung proses perdamaian di Afghanistan, termasuk peran perempuan.” Sebagaimana diberitakan sebelumnya, pada Minggu (9/8/2020) Afghanistan membebaskan 400 anggota Taliban yang ditahan oleh pemerintah.

Para tahanan tersebut adalah kelompok terakhir dari 5.000 tahanan yang dibebaskan sebagai syarat Taliban untuk bergabung dalam pembicaraan damai dengan Kabul.

Dalam artikel yang dipublikasikan Warta Ekonomi dengan judul "Afghanistan Lepas 400 Tahanan Taliban, Begini Reaksi Indonesia," dengan dibebaskannya para tahanan itu, Pemerintah Afghnistan telah memenuhi persyaratan yang diajukan dan Taliban setuju untuk memulai pembicaraan dalam 10 hari setelah pembebasan.

Baca Juga: Keren, Bali Dikabarkan Akan Miliki Kereta Api Tanpa Rel, Didiek: Secara Investasi Lebih Murah

Meski begitu, Taliban menyatakan belum berkomitmen untuk melakukan gencatan senjata sampai pembicaraan selesai dilakukan.

Pembicaraan kemungkinan akan digelar di Doha, Qatar, di mana Taliban memiliki kantor politik.***

Editor: Firda Marta Rositasari

Sumber: Warta Ekonomi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x