Perjanjian tersebut juga memperkuat penentangan terhadap kekuatan regional Iran, yang dipandang UEA, Israel, dan AS sebagai ancaman utama di Timur Tengah.
Pangeran Faisal mengatakan kerajaan tetap berkomitmen untuk meminta perdamaian Palestina dengan Israel berdasarkan Prakarsa Perdamaian Arab 2002.
Baca Juga: Bukan Soekarno, Inilah Sosok Bapak Penggagas Bangsa
Dia mengulangi kritik terhadap "kebijakan sepihak" Israel tentang aneksasi dan pembangunan permukiman di Tepi Barat Palestina.
Ia menilai tindakan itu "tidak sah" dan "merugikan" untuk solusi dua negara. Namun dia juga menyuarakan optimisme yang hati-hati atas kesepakatan pekan lalu.
"Upaya apa pun yang dapat menahan ancaman aneksasi bisa dipandang positif," katanya.***