Warga Pedesaan Nigeria Tewas Terbunuh Mencapai Lebih dari 1.100 Orang dalam Beberapa Tahun Ini

- 25 Agustus 2020, 08:31 WIB
Aksi protes terhadap pembunuhan lebih dari 1.100 warga desa di Nigeria
Aksi protes terhadap pembunuhan lebih dari 1.100 warga desa di Nigeria /Afolabi Sotunde/

RINGTIMES BANYUWANGI - Menurut data dari Amnesty Internatioal,  warga pedesaan Nigeria yang tewas terbunuh mencapai lebih dari 1.100 selama beberapa tahun ini akibat kekerasan, perampokan dan penculikan.

"Pemerintah Nigeria telah membiarkan komunitas pedesaan hidup di bawah kendali orang-orang bersenjata yang telah menewaskan minimal 1.126 orang di bagian Utara negara tersebut sejak Januari lalu," kelompok HAM London memberikan laporan terbarunya hingga akhir Juni lalu pada hari Senin, 24 Agustus 2020 lalu, dikutip ringtimesbanyuwangi.com dari Al Jazeera.

Kasus pembunuhan ini telah berlangsung selama beberapa tahun. Hal ini dipicu oleh penyerangan rampok, pencurian ternak oleh orang-orang bersenjata, atau bentrokan antar komunitas terkait penguasaan lahan.

Baca Juga: Bansos Rp600 Ribu untuk Pekerja Cair Hari Ini, Berikut Cara Cek di Whatsapp

Amnesty mengatakan, pihaknya telah mewawancarai warga sipil di negara bagian Kaduna, Katsina, Niger, Plateau, Sokoto, Taraba dan Zamfara. Menurut laporan dari warga di negara bagian tersebut, mereka hidup dalam ketakutan akan serangan dan penculikan.

Badan pengawas HAM mengatakan, desa-desa di selatan negara bagian Kaduna terkena dampak paling parah, dengan sedikitnya 366 orang tewas dalam berbagai serangan oleh orang-orang bersenjata sejak Januari.

"Serangan mengerikan terhadap warga desa di sebelah Utara Nigeria telah berlangsung selama beberapa tahun," kata Osai Ojigho, Drektur Amnesty International Nigeria.
 
"Kegagalan langkah-langkah pasukan keamanan dalam melindungi warga pedesaan dari serangan yang telah diprediksi ini sangat memalukan," tambahnya.
 
Amnesty menyalahkan otoritas negara dan pemerintah federal karena telah gagal melindungi penduduknya.
 
Pada kampanyenya tahun 2015, Presiden Muhammadu Buhari berjanji  membasmi kelompok bersenjata Boko Haram, yang telah menewaskan puluhan ribu orang sejak diluncurkannya senjata di timur laut Nigeria pada 2009 lalu.
 
"Selama penyerangan tersebut, pemimpin kita memberikan instruksi bahwa para penyerang tersebut ada di desa, sehingga para tentara tidak membuang waktu untuk datang. Tetapi, ketika tentara datang, para penyerang telah pergi," seorang saksi dalam aksi penyerangan di Unguwan Mangaji di sebelah Selatan Kaduna melaporkan pada Amnesty.
 
"Paginya, ada banyak tentara datang dengan truk Hilux melihat jasad korban tewas."
 
 
Cela Ojigho melaporkan pelecehan warga sipil yang meminta bantuan serta perlindungan dari pemerintah.
 
"Dalam merespon penyerangan ini, pemerintah Nigeria menunjukkan ketidakmampuan yang besar dan mengabaikan nyawa banyak orang, "katanya.
 
" Menangkap orang yang berani meminta bantuan adalah pukulan lebih lanjut."
 
Akibat dari kekerasan tersebut, menurut Amnesty, banyak petani, bersama keluarga mereka, yang meninggalkan rumah mereka. Sementara ribuan lainnya tidak dapat mengolah lahan mereka selama musim hujan tahun 2020 ini karena takut diserang atau diculik.
 
Diungkapkan pula bahwa di negara bagian Katsina, terdapat sekitar 33.130 orang tinggal di tenda pengungsian tidak layak huni, sementara lainnya pindah ke perkotaan di tempat sanak saudaranya.*** 

Editor: Dian Effendi

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x