Peneliti Imbau Jauhi Kucing, 15 Persen Terinveksi Covid-19

- 12 September 2020, 19:23 WIB
Ilustrasi Kucing.
Ilustrasi Kucing. /

RINGTIMES BANYUWANGI – Para peneliti menyarankan agar pasien positif COVID-19 juga harus menjauhi hewan peliharaan, seperti kucing dan anjing karena terinveksi Corona.

Pada Januari sampai Maret 2020 telah diambil sekitar 100 sampel darah kucing di Tiongkok. Dimana sampel tersebut diambil dari hewan peliharaan yang kemungkinan tertular Covid-19.

Dari penelitian ini, tidak satu pun kucing yang terinfeksi SARS-CoV-2 yang menunjukkan gejala, namun virus itu diyakini bisa mematikan hewan peliharaan.

Baca Juga: Cal Crutchlow Mundur dari GP San Marino, Muncul Penimbunan Cairan di Lengannya

Menurut catatan publik di Amerika Serikat, hanya ada 17 kasus COVID-19 yang dikonfirmasi pada kucing peliharaan.

Sebuah penelitian di Tiongkok menemukan sebanyak 15 persen hewan peliharaan di Wuhan terinfeksi Virus Corona.

Temuan ini muncul ketika para peneliti mencoba dan mencari tahu mengenai risiko apa yang ditimbulkan oleh virus corona SARS-CoV-2, terhadap hewan peliharaan, yang menyebabkan kondisi hiperinflamasi MIS-C pada anak-anak.

Baca Juga: Insentif Prakerja Gagal Cair 12 September 2020, Simak Penyebabnya Berikut Ini

Menurut catatan publik di Amerika Serikat, hanya ada 17 kasus COVID-19 yang dikonfirmasi pada kucing peliharaan.

Peneliti dari Universitas Pertanian Huazhong mendapat sebuah temuan baru di Wuhan yang menunjukkan tingkat infeksi pada hewan peliharaan kemungkinan jauh lebih tinggi.

Total sampel darah diambil dari sebanyak 141 kucing, di mana 102 sampel diambil setelah ada wabah COVID-19 dan 39 diambil sebelum wabah muncul.

Baca Juga: Arsenal Siap Tantang Fulham di Laga Pembuka Liga Inggris, Jangan Lupa Saksikan Sebentar Lagi

Dari 102 sampel yang diambil, 46 kucing berasal dari tiga penampungan hewan, 41 berasal dari lima rumah sakit hewan, dan 15 berasal dari rumah tangga dimana setidaknya ada satu anggota keluarga yang diketahui mengidap Covid-19.

Antibodi COVID-19 ditemukan pada 15 kucing (14.7 persen) dan sebanyak 11 kucing (10.8 persen) memiliki antibodi penetral SARS-CoV-2.

Tiga kucing yang memiliki antibodi paling banyak terhadap virus, pemiliknya adalah manusia yang mengidap COVID-19.

Baca Juga: UPDATE, Kasus Virus Corona di Indonesia, Naik Jadi 214.746 Orang per 12 September 2020  

Berita ini sebelumnya telah terbit di pikiranrakyatbekasi.com dengan judul Jaga Jarak dengan Hewan Peliharaan! Peneliti Sebut 15 Persen Kucing Terinfeksi Covid-19 Tanpa Gejala

Peneliti menyebutkan penelitian ini bersifat observasional, sehingga belum bisa membuktikan secara pasti apakah kucing bisa menginfeksi manusia, atau sebaliknya.

Akan tetapi, peneliti menemukan bahwa virus COVID-19 dapat ditularkan di antara kucing melalui tetesan pernapasan. Diperlukan penelitian lebih lanjut apakah hal ini bisa menyebarkan virus antar spesies atau tidak.

“Tindakan yang harus dipertimbangkan untuk menjaga jarak yang sesuai antara pasien COVID-19 dengan hewan peliharaan seperti kucing dan anjing, serta tindakan kebersihan dan karantina juga harus dilakukan untuk hewan berisiko tinggi tersebut,” ucap Meilin Jin, yang merupakan penulis utama dari penelitian tersebut, sebagaimana dikutip dari Pikiranrakyat-Bekasi.com.

Baca Juga: Masinton Pasaribu Sebut Jakarta Akan Jadi Kota Zombie, Saat PSBB Total Diberlakukan Minggu Depan

Para peneliti yakin bahwa kucing-kucing itu tertular dari manusia yang terinfeksi virus COVID-19.

“Meskipun infeksi pada kucing liar belum sepenuhnya dipahami, hal yang masuk akal jika ada spekulasi bahwa infeksi ini mungkin disebabkan oleh kontak dengan lingkungan yang tercemar SARS-CoV-2 atau pasien COVID-19 yang memberi makan kucing,” tulis para peneliti dalam makalahnya yang diterbitkan di jurnal Emerging Microbes and Infections.

Hewan memang kemungkinan bisa melawan virus, namun mereka berpotensi untuk terkena infeksi ulang.

Baca Juga: Link Live Streaming Liverpool vs Leeds United, Jangan Entengkan Skuad Bielsa!

Adanya kesamaan respon antara kucing dengan manusia terhadap virus ini, maka para peneliti mempelajari bahwa SARS-CoV-2 pada kucing bisa membantu peneliti lebih memahami mengenai respon kekebalan manusia terhadap infeksi.

“Kami menyarankan bahwa kucing memiliki potensi besar sebagai model untuk menilai karakteristik antibodi terhadap SARS-CoV-2 pada manusia,” tambah para peneliti.*** (Galina Sophia/pikiranrakyatbekasi.com)

Editor: Dian Effendi

Sumber: Pikiran Rakyat Bekasi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x