RINGTIMES BANYUWANGI - Peneliti Sains Antariksa Lapan (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional) Abdul Rachman menyebut, asteroid terbentuk sekira 4,6 berubah-sedikit-bisa-berbahayamiliar tahun lalu.
Asteroid merupakan sisa dari pembentukan planet-planet dalam Tata Surya seperti Merkurius, Venus, dan Bumi.
Ukuran asteroid sangat beragam, ada yang tidak terlihat karena sangat kecil, ada pula yang besar berdiameter sejarak Bandung-Jakarta atau Bandung-Bekasi.
Baca Juga: Innalillahi, Mantan Panglima TNI Djoko Santoso Meninggal Dunia
Sumber Berjudul: Peluang Asteroid Tabrak Bumi dan Timbulkan Petaka Global, Orbit Bumi Berubah Sedikit Bisa Berbahaya
"Di antara orbit Mars dan Jupiter, ada kumpulan benda seperti batu yang tidak beraturan. Itulah wilayah ditemukannya banyak asteroid. Bahkan, oleh karena itu diberi nama khusus yakni sabuk asteroid. Ditemukan sangat banyak jumlah asteroid, di situ bisa dilihat juga ada orbit lintasan miring. Kalau, lainnya dalam satu bidang tapi yang ini bidangnya sangat miring," katanya kepada Antara.
Jarak dari Mars ke Jupiter lebih jauh dibandingkan jarak antarplanet lainnya di sistem Tata Surya. Hasil pengamatan tahun 1999 menemukan adanya asteroid yang bisa teramati. Namun, ada pula yang tidak teramati karena keterbatasan teknologi.
Dari hasil pengamatan pada 2009 disimpulkan bahwa jumlah asteroid semakin banyak seiring majunya teknologi keantariksaan.
Baca Juga: Tularkan Covid-19 Pada Penjual Lainnya, Terpaksa Tutup Pasar Sementara