Dari Abdurrahman bin Ka’ab, dia berkata “Aku mendengar Jabir bin Abdullah berkata:
“Rasulullah berdoa di masjid ini, masjid al-Fath, pada hari Senin, Selasa dan Rabu, kemudian dikabulkan di hari Rabu di antara waktu dua Shalat [Dhuhur dan Ashar]”.
Jabir Berkata: “Tak pernah terjadi hal yang sangat penting bagiku yang aku sengaja menunggu waktu itu kemudian aku berdoa kepada Allah saat itu di antara dua shalat pada hari Rabu, kecuali setahuku pasti dikabulkan.” (al-Bukhari, al-Adab al-Mufrad, halaman 246)
Keistimewaan hari Rabu sebagaimana disebutkan di atas tak hanya berlaku pada tanggal tertentu tetapi berlaku sepanjang masa setiap minggunya, tak terkecuali hari Rabu terakhir bulan Shafar.
Baca Juga: Agar Terhindar dari Bahaya, Lakukan Amalan dan Shalat Rebo Wekasan Berikut
Terkait dengan mukasyafah (penerawangan) sebagian tokoh Tasawuf bahwa hari Rebo Wekasan merupakan hari buntung, maka perlu diketahui bahwa tokoh Tasawuf tak seluruhnya meyakini demikian.
Sebagian justru mengatakan bahwa hari Rabu secara umum adalah hari untung sebab penuh berkah.
Imam al-Hafidz as-Sakhawi as-Syafi’i menceritakan tentang orang-orang shalih yang beliau temui. Ia bercerita tentang pengaduan hari Rabu pada Allah sebagai berikut:
وبلغني عن بعض الصالحين ممن لقيناه أنه قال: شكت الأربعاء إلى اللَّه سبحانه تشاؤم الناس بها فمنحها أنه ما ابتدئ بشيء فيها إلا تم
"Saya dengar dari sebagian ulama saleh yang kami temui, ia berkata: