RINGTIMES BANYUWANGI - Perspektif lain dan berbeda mengenai keyakinan yang populer di sebagian kalangan kaum muslimin Indonesia bahwa hari Rabu terakhir bulan Shafar adalah hari yang teramat sial.
Rebo wekasan atau Rabu pungkasan merupakan hari yang membawa petaka, menurut kepercayaan sebagain masyarakat.
Tradisi dan keyakinan yang didasarkan pada keterangan sebagian ulama tasawuf, konon melihat turunnya ribuan bala’ (musibah) pada hari tersebut.
Baca Juga: Sudah Poligami 20 Tahun, Nita Thalia Putuskan Gugat Cerai Suami
Hingga pada akhirnya, tradisi dan kepercayaan tersebut banyak diikuti dan sangat diyakini sebagai sebuah kebenaran oleh sebagian masyarakat Indonesia.
Hal ini kemudian menjadi dasar dan landasan untuk menepis bala tersebut dengan melakukan beberapa ritual menurut adat istiadat yang dianggap ampuh untuk menanggulanginya.
Dari sudut pandang aqidah menurut Abdul Wahab Ahmad, Wakil Katib PCNU Jember dalam tulisannya yang berjudul 'Rebo Wekasan Hari Untung, Bukan Buntung,' menjelaskan bahwa keyakinan seperti itu sebenarnya justru membuka pintu bala’ itu sendiri sebab Allah memang menyesuaikan rahmat atas seorang hamba sesuai dengan prasangka hamba itu sendiri.
Baca Juga: Mengagetkan, Tanggapan Denny Siregar Terkait Demo UU Ciptaker kepada Jokowi
Allah berfirman dalam sebuah hadits qudsi sebagaimana berikut:
أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي