Ketum PP Muhammadiyah: Buzzer Adalah Musuh Terbesar Dunia Pers Saat Ini

11 Februari 2021, 10:15 WIB
Ketua umum PP MUHAMMADIYAH, Haedar Nashir menyatakan bahwa buzzer adalah musuh pers di akun Twitter-nya /Laman Resmi Muhammadiyah/ Muhammadiyah.or.id/

RINGTIMES BANYUWANGI – Setelah mengucapkan selamat Hari Pers Nasional beberapa waktu lalu, Ketua Umum (Ketum) PP Muhammadiyah Haedar Nashir menyampaikan bahwa buzzer musuh pers saat ini, yang ia unggah dalam akun Twitter @HaedarNs.

Haedar Nashir juga menyampaikan jika dalam momentum bersejarah, dunia pers ini harus dijadikan sebagai kekuatan.

Kekuatan yang dimaksudkan Haedar Nashir adalah kekuatan yang mencerdaskan, sekaligus menjadi media checks and balances dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Baca Juga: Ormas Islam akan Unjuk Rasa di Istana Negara Besok, Muhammadiyah Tidak Ikut

Tak hanya sampaikan pesan kepada dunia pers, Ketua Umum PP Muhammadiyah itu juga memberi tahu siapa sebenarnya musuh pers pada era saat ini.

Menurutnya dalam usaha mencerdaskan kehidupan bangsa, pers harus bisa mengedukasi elit dan warga agar bisa menjadi insan yang berdaya kritis.

Dalam menanggapi era dunia modern abad ke-21 ini, Haedar Nashir menuliskan cuitan di akun Twitternya jika musuh terbesar pers saat ini ialah para buzzer.

Baca Juga: Presiden Jokowi Diancam Akan Digugat Muhammadiyah

Untuk menjauhkan diri dari hal-hal yang dapat meresahkan, memecah persatuan, dan konflik antar komponen bangsa.

Pers Indonesia secara khusus dalam dinamika politik saat ini adalah penting untuk menjalankan DNAnya yang berfungsi sebagai checks and balances.

Dalam keterangannya Haedar Nashir juga menyerukan kepada para insan pers pada saat ini, agar tidak membiarkan dunia kenegaraan timpang karena fungsi kritis pers.

Baca Juga: Begini Respon Ketum Muhammadiyah Terkait Adanya Konten Prank dan Anji Youtube

Seperti yang dikutip oleh Ringtimesbanyuwangi.com dari akun Twitter resmi Haedar Nasir pada Kamis 11 Februari 2021, jika pers sangat penting unuk masa depan bangsa ini.

“Jangan biarkan dunia kebangsaan dan kenegaraan di tanah air tercinta timpang karena fungsi pers yang konstruktif demi masa depan Indonesia yang demokratis dan berkemajuan” katanya.

Lebih lanjut, dia juga menuturkan bahwa pers bertanggung jawab atas pesan dan informasi yang disuarakan ke ruang publik secara objektif dan profesional.

Baca Juga: Begini Respon Ketum Muhammadiyah Terkait Adanya Konten Prank dan Anji Youtube

Menurutnya, pers tidak perlu masuk dalam pusaran politik partisan maupun kepentingan lainnya yang dapat meluruhkan fungsi utama pers.

Pers di Indonesia telah dituntut bersama komponen-komponennya untuk hadir menegakkan kebenaran, keadilan, kedamaian, dan kemajuan bagi bangsa.

Hal tersebut agar kehdupan berbangsa dan benegara tidak terbawa dalam suasana kontroversial yang menjurus ke konflik sosial antar sesama anak bangsa.***

 

Editor: Ikfi Rifqi Arumning Tyas

Tags

Terkini

Terpopuler