Fenomena Mal Penuh dan Bikin Macet, Rocky Gerung Sebut Tradisi yang Bagus, Merepotkan Petugas

10 Mei 2021, 12:25 WIB
Pengamat Politik, Rocky Gerung menyebut fenomena mal penuh dan bikin macet merupakan tradisi yang sangat bagus dilakukan masyarakat tapi nantinya bisa merepotkan petugas /YouTube Rocky Gerung Official

RINGTIMES BANYUWANGI - Pengamat politik Rocky Gerung memberikan tanggapannya terkait fenomena mal atau pusat perbelanjaan yang penuh dan padat akan pengunjung.

Pada sebagian daerah, fenomena ini juga memicu kemacetan lalu lintas.

Banyak orang yang berbondong-bondong berbelanja segala keperluannya menjelang Hari Raya Idul Fitri 1442 H atau 2021.

Baca Juga: Ferdinand Hutahaean Sindir Pemudik Lebaran, Seolah Tak Mudik Tidak Masuk Surga

Berbelanja lebaran maupun mudik lebaran memang tak pernah lepas dari tradisi kemenangan atas puasa Ramadhan yang sudah tertanam di dalam benak masyarakat.

Meski pemerintah telah mengeluarkan keputusan bahwa mudik atau pulang ke kampung halaman menjelang lebaran dilarang, tapi tetap saja ada sejumlah pemudik yang nekat.

Sama halnya dengan orang yang berbelanja di mal, mereka berkerumun dan berdesak-desakan dengan pengunjung lain.

Baca Juga: Pengamat Kebijakan Publik Minta Pemerintah Tunjukan Keadilan untuk Pemudik Lebaran

Padahal berkerumun ini tidak dianjurkan oleh pemerintah karena melanggar protokol kesehatan di tengah pandemi Covid-19.

Larangan mudik lebaran dan larangan berkerumun di mal untuk berbelanja merupakan dua fenomena yang menjadi upaya pemerintah dalam menekan peningkatan angka kasus Covid-19 yang berlangsung hingga saat ini.

Mengetahui hal ini, Rocky Gerung menyebut berbelanja menjelang lebaran merupakan suatu tradisi yang sudah melekat di dalam jiwa dan pasti terjadi di ujung puasa Ramadhan.

Baca Juga: Rocky Gerung Ungkap Diskriminasi Mudik Lebaran yang Terhalang Panser Tank TNI

Hal ini disampaikan Rocky Gerung melalui sebuah video yang diunggah di kanal YouTube pribadinya Rocky Gerung Official bertajuk 'Waspadai Infiltrasi Intelijen China, melalui masuknya TKA'.

Menurut pandangan Rocky Gerung, semua orang bergembira dan sangat bersemangat ketika hendak merayakan Hari Raya Idul Fitri.

Kegembiraan inilah yang menurut Rocky Gerung memicu terjadinya tradisi berbelanja lebaran.

Baca Juga: Warga Jabodetabek Harus Siap Karantina 5 Hari Jika Masih Nekat Mudik Lokal

"Itu tradisi pasti di ujung akhir-akhir bulan puasa. Kegembiraan itu selalu ingin diselenggarakan oleh rakyat," katanya, sebagaimana dikutip Ringtimesbanyuwangi.com dari video yang diunggah di kanal YouTube Rocky Gerung Official pada Minggu, 9 Mei 2021.

Bahkan Rocky Gerung menilai tradisi berbelanja menjelang lebaran ini adalah upaya yang sangat bagus dan baik dilakukan karena mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi.

Baca Juga: Imbas Penyekatan Mudik Jebol, Polri Perkuat Barisan Personel di Jalan Hari Ini

"Karena ini tradisi yang sebenarnya bagus untuk menggiatkan perekonomian," kata Rocky.

Meski demikian, Rocky Gerung menyebut fenomena ini juga bisa menimbulkan kekhawatiran bila adanya pertumbuhan ekonomi di kota tapi tidak dibarengi dengan ekonomi yang ada di desa.

"Dan justru ada kekhawatiran kalau ekonomi Jakarta yang tumbuh tapi di desa gak," ungkapnya.

Baca Juga: Puluhan WN China Masuk ke Indonesia, DPR Soroti Larangan Mudik, Sebut Pemerintah Tak Peka

Kekhawatiran inilah yang menurut Rocky Gerung akan memicu banyak pemudik yang lolos dari titik-titik penyekatan petugas kepolisian.

Alih-alih nekat mudik lebaran untuk membahagiakan sanak keluarga dan saudara di kampung halaman dengan membawa sejumlah oleh-oleh, tapi pemudik itu malah nantinya akan merepotkan petugas.

"Dan kecemasan itu yang sebetulnya juga membuat saya kira nanti akan banyak yang lolos ke daerah karena gak tahan gak bawa oleh-oleh dan itu akan merepotkan petugas," kata Rocky.

Baca Juga: WNA Masuk Saat Larangan Mudik, Ngabalin Sebut Pemerintah Kurang Sosialiasi Regulasi

Padahal, menurut Rocky, pusat perbelanjaan yang bisa didatangi oleh masyarakat tidak harus selalu di kota besar, misalnya Jakarta, tapi di daerah juga bisa melakukan tradisi tersebut.

"Belanja gak perpusat di jakarta, tapi di daerah juga," tuturnya.***

Editor: Shofia Munawaroh

Tags

Terkini

Terpopuler