3.400 Warga Palestina Dibunuh Otoritas Israel Selama 10 Tahun Terakhir

5 Juni 2020, 12:32 WIB
WARGA Israel turut turun ke jalan sebagai aksi protes akan kasus penembakan Iyad Hallaq (32) difabel mental yang ditembak oleh otoritas setempat.* /AFP/Ahmad Gharabli

RINGTIMES BANYUWANGI - Konflik antara Palestina dan Israel kini tengah diperkeruh dengan kasus pembunuhan Iyad Hallaq (32).

Iyad Hallaq, merupakan seorang pria palestina berkebutuhan khusus yang ditembak mati oleh kepolisian Israel.

Dua orang anggota kepolisian Israel, tega menembak Iyad Hallaq tanpa alasan yang jelas.

Baca Juga: Rusia Khawatir dengan Pertempuran Militer Tiongkok dan India

Dikutip Pikiran-Rakyat.com dari AlJazeera, kepolisian Israel mengklaim bahwa dua petugasnya itu melihat korban membawa senjata.

Panik saat didatangi polisi Israel, Iyad langsung berlari dan bersembunyi di balik bak sampah yang berlokasi beberapa meter dari sekolahnya.

Tempat itu, menjadi lokasi Iyad Hallaq ditembak mati oleh polisi Israel.

Mirisnya, Iyad diduga telah ditembak berkali-kali oleh seorang petugas yang membawa senapan laras panjang M-16.

Petugas yang sama, juga menuduh Iyad sebagai seorang 'teroris' cuma karena mengenakan sarung tangan.

Ayah korban, Khair Hallaq, buka suara terkait kematian nahas sang putra.

Khairi menjelaskan, putranya sudah mengidap keterbatasan mental sejak berumur 8 tahun. Ia tak bisa memahami konsep bahaya di sekitarnya.

Korban juga memiliki dokumentasi khusus dari sekolahnya, tempatnya menimba ilmu 6 tahun terakhir.

Surat itu harusnya bisa menjadi pertimbangan polisi Israel sebelum menembaknya hingga tewas. Sayang, hal itu ternyata percuma saja. 

Baca Juga: Viral, Pasien Covid-19 Alami Kebutaan Setelah Bangun dari Koma

Berita ini sebelumnya telah terbit di pikiran-rakyat.com yang berjudul 3.400 Warga Palestina Dibunuh Otoritas Israel Selama 10 Tahun Terakhir, Baru 5 Pelaku yang Dihukum

"Dia (korban) tak bisa menyakiti siapapun," begitu pernyataan resmi keluarga, sebagaimana yang dilaporkan media lokal Israel, Hareetz.

Kejadian ini membuat Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz turut buka suara.

"Kami meminta maaf atas kejadian ini. Kami akan memastikan isu ini diselidiki dengan cepat," ucapnya.

Namun, janji pejabat tinggi Israel itu sepertinya tak bisa membuat hati keluarga puas.

Sepupu Iyad Hallaq, Mansour Abu Wardieh, mengaku pesimis dengan penyelidikan pembunuhan keluarganya itu.

Baca Juga: Umumkan Masa Transisi PSBB, Jakarta Terapkan Aturan Ganjil Genap

"Kabar Pemerintah Israel akan selidiki kasus pembunuhan Iyad tak berarti apapun bagi kami," ucap Mansour.

"Kita tahu, mereka akan memutar balikkan fakta dan kami tak akan kaget bila mereka menyimpulkan, polisi menembak korban karena alasan 'melindungi diri'," lanjutnya.

Dia menambahkan, selama ini penyelidikan pembunuhan atas kematian warga palestina sangat tidak kredibel.

Berdasarkan data dari grup pembela HAM Israel, B'Tselem, selama 10 tahun terakhir, tepatnya dari April 2011 hingga Mei 2020, sudah ada 3.408 warga Palestina yang tewas dibunuh otoritas Israel.

Dari ribuan kasus tersebut, cuma lima orang pelaku yang didakwa hukuman, baik itu dari militer dan polisi.

"Kami tak memiliki data jumlah investigasi yang diakibatkan kepolisian, tapi dalam periode ini cuma ada 200 penyelidikan yang dibuka terkait kasus pembuhuhan oleh militer Israel," ucap Humas B'Tselem.(Agil Hari Santoso)

 Baca Juga: Memutus Rantai Corona, Gubernur Jatim Menyuruh Tim 'Covid-19 Hunter'

 

Editor: Galih Ferdiansyah

Sumber: Pikiran-Rakyat.com

Tags

Terkini

Terpopuler