Ganjar Pranowo Tegur Bidan Dalam Telepon Karena Telah Usir 3 Perawat

- 28 April 2020, 21:44 WIB
/

RINGTIMES - Seorang bidan di Surakarta yang telah mengusir tiga perawat Rumah Sakit Umum (RSUD) Bung Karno Surakarta dari kos kosan miliknya ditegur oleh Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo.

Ditakutkan jika ketiga perawat tersebut dapat menularkan covid-19, maka dari itu bidan yang juga ibu kos mengusir mereka.

Hal itu juga dikarenakan ketiga perawat tersebut bertugas di rumah sakit tempat para pasien covid19 dirawat.

Baca Juga: Waspada! Berikut 4 Kebiasaan Kebersihan yang Ternyata Berbahaya

Peneguran yang dilakukan ganjar peanowo tersebut terjadi pada hari senin, 27 april 2020 malam usai salat tarawih, melalui sambungan telepon.

Sang bidan mengatakan jika ia tidak ingin suaminya tertular covid19 karena itulah ia memutuskan untuk mengusir para perawat tersebut.

"Saya telepon pemiliknya, dia nangis-nangis dan minta maaf. Bahasanya dia tidak mengusir, hanya takut suaminya tertular.

Baca Juga: 500 Ribu Pesanan Masker dari Pemkab Banyuwangi Tuntas Pekan Ini

Seperti kami kutip dari artiket berjudul Ditelepon Ganjar Pranowo, Seorang Bidan Menangis Akui Telah Usir 3 Perawat dari Kos-kosan

Saya heran kenapa bisa begitu, padahal si ibu pemilik kos ini adalah bidan," kata Ganjar.

Sebelum menelefon bidan tersebut. Ganjar lebih dulu menghubungi
para perawat yang diusir dari kos-kosannya.

Kepada mereka, Ganjar meminta kronologis kejadian sekaligus nomor telepon pemilik kos.

Baca Juga: Youtube Melarang Konten Soal Konspirasi Palsu Corona dan 5G

"Tadi langsung saya telepon ketiganya, alhamdulillah semuanya sudah aman karena sudah dijemput pihak rumah sakit. Karena itu rumah sakit baru, jadi ada banyak ruangan yang kosong yang dipakai untuk mereka sementara," terangnya.

Sampai saat ini tiga perawat yang diusir dari kos-kosannya itu dalam kondisi aman. Mereka sementara tinggal di rumah sakit dengan fasilitas yang ada.

"Edukasi memang harus kita tingkatkan untuk menghindari hal-hal semacam ini. Selain itu, kami juga sudah menyiapkan tempat khusus yang dapat digunakan para tenaga medis untuk tinggal apabila terjadi hal serupa.

Baca Juga: Cabuli Murid Kelas 4 SD, Anggota BPD di Banyuwangi Diancam 15 Tahun Penjara

Namun sebenarnya, kalau edukasi kepada publik sudah baik, tentu tidak akan terjadi hal semacam ini," tegasnya.

Pihaknya sudah menyiapkan sejumlah tempat untuk tempat tinggal para dokter dan tenaga medis di Jateng. Sejumlah hotel milik Pemprov Jateng serta beberapa tempat lain sudah ia siapkan.

"Memang harus ada shelter yang disiapkan agar para tenaga medis ini tenang. Di Semarang sudah kami siapkan Hotel Kesambi, di Solo juga ada bekas Bakorwil yang bisa ditempati. Itu rumahnya besar, kamarnya banyak dan nyaman.

Baca Juga: Janganlah Kamu Mengikuti Sesuatu yang Tidak Kamu Ketahui

Selain itu, ada juga hotel milik kami yang ada di Solo yang bisa ditempati," terangnya.

Ganjar menyayangkan kejadian pengusiran tenaga medis dari tempat tinggalnya itu. Ia berharap, semua masyarakat mendukung para tenaga medis dengan tidak memberikan stigma negatif pada mereka termasuk keluarganya.

"Edukasi memang harus dilakukan, tapi prinsipnya kami sudah menyiapkan tempat untuk merescue mereka apabila terjadi hal-hal semacam ini. Semoga ke depan tidak ada lagi peristiwa ini," tutupnya.

Baca Juga: Denny Cagur Kepergok Sang Istri Saat Telepon Mantan Kekasihnya

Sementara itu, salah satu perawat yang diusir dari kos-kosannya, Siska mengatakan, ia dan dua temannya yang bekerja di RSUD Bung Karno langsung dihubungi pemilik kos. Mereka diminta untuk pindah dari kos-kosan itu secepatnya.

"Saya baru bangun tidur, tiba-tiba dapat WA itu. Intinya disuruh pergi karena posisi rumah sakit kita jadi rujukan covid-19. Mungkin ibu kosnya khawatir," katanya.

Pengusiran tersebut membuat mereka bingung sebab permintaan ibu kos supaya mereka angkat kaki sangat mendadak, mereka kebingungan mencari tempat tinggal.

Baca Juga: Unik!! Seragam Baru Maskapai Penerbangan Air Asia Mirip APD

"Akhirnya kami dijemput pihak rumah sakit dan sekarang tinggal di rumah sakit ini. Jelas kami syok dan kecewa sekaligus sakit hati, kenapa kami diperlakukan semacam ini," jelasnya.

Siska mengatakan sangat senang karena permasalahannya itu langsung ditindaklanjuti oleh pemerintah. Gubernur Ganjar lanjut dia memang telah meneleponnya.

"Tadi pak Ganjar telpon dan menanyakan kronologis. Beliau juga tanya kondisi kami serta tanya nomor telepon ibu kos dan direktur rumah sakit kami," terangnya.

Baca Juga: Tiga Macam Kesabaran Ketika Puasa, Apakah Kamu Sudah Melakukannya?

Siska berharap masyarakat tidak memberikan stigma negatif pada tenaga medis yang merawat covid-19.

Sebab lanjut dia, selama bertugas mereka dilengkapi dengan alat pelindung diri (APD) dan menerapkan standar protokol kesehatan.

"Kami sudah dilengkapi APD setiap bertugas, kami juga ada protokol yang ketat. Setiap selesai bertugas kami diwajibkan mandi. Insyaallah semua aman, saya minta masyarakat mengerti," tutur Siska.(Penulis: Firda Marta RositaSari)

Baca Juga: Khawatir Gelombang Kedua Covid-19, Tiongkok Tutup Fasilitas Publik

Editor: Firda Marta Rositasari

Sumber: Pikiran-Rakyat.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x