Omzet Jutaan, Produsen di Madiun Produksi Sendiri Face Shield

- 4 Juni 2020, 10:28 WIB
ILUSTRASI penggunaan face shield.*
ILUSTRASI penggunaan face shield.* /The Star/

RINGTIMES BANYUWANGI - Dua bulan terakhir pandemi Sugiyanto (42) warga Kelurahan Mejayan, Kecamatan Mejayan, Kabupaten Madiun memproduksi sendiri face shield.

Ia mendapat pesanan dari saudaranya yang bekerja di salah satu puskesmas yang ada di Kabupaten Madiun.

Seiring tingginya kebutuhan, ia akhirnya membuat sendiri karena harga di pasaran yang dirasa sangat mahal.

Baca Juga: Membuat Publik Milter Dunia Terkejut! Inilah Kehebatan KRI Klewang

Ia berbekal ketrampilannya memiliki usaha pembuatan pernak-pernik dan merchandise payung.

Sugiyanto akhirnya memproduksi sendiri pelindung wajah tersebut hingga akhirnya dipasarkan secara daring maupun manual. 

Artikel ini sebelumnya telah tayang di Jurnalpresisi.com dengan judul "Produsen 'Face Shield' Asal Madiun, Berawal dari Coba-Coba Hingga Beromzet Jutaan Rupiah"

Baca Juga: Polda Metro Perpanjang Masa Berlaku SIM, Demi Hindari Antrean PSBB

Seiring tingginya pesanan, ia bisa memproduksi sebanyak 500 hingga 1.000 unit pelindung wajah setiap harinya.

Dalam rangka memenuhi permintaan pasar tersebut, ia mempekerjakan tetangganya yang kebanyakan dipulangkan atau terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) akibat pandemi corona.

"Untuk memenuhi pemesanan, Saya dibantu 10 orang. Selain tetangga, ada teman dan juga keluarga," kata dia.

Baca Juga: Usai Pemberlakuan PSBB, Puluhan Armada Bus Teronggok di Garasi

Pemesannya kebanyakan adalah gugus tugas COVID-19 dan perusahaan, pihaknya juga telah memiliki 20 reseller.

"Harga yang dipatok berkisar Rp 15 ribu sampai Rp 25 ribu per satu alat pelindung wajah tersebut," katanya.

Ia mengungkapkan usaha produksi pernak-pernik dan merchandise payungnya sedang macet karena dampak corona.

Baca Juga: Facebook dan Paypal Telah Berinvestasi Jadikan Gojek Aplikasi Super

Peluang menekuni bisnis tersebut dirasa lebih besar sebab harga di pasaran mencapai Rp 50 ribu per satuannya dan dirasa tidak masuk akal.

"Terlalu mahal kalau dilihat dari spek bahan yang digunakan, akhirnya buat sendiri dan alhamdulillah responnya bagus," kata dia.

Omzet yang diraihnya mencapai belasan juta rupiah per bulan dari Bulan April lalu sekitar Rp 11 juta dan bulan Mei lalu bisa mencapai Rp 15 juta.

Baca Juga: Saat Bersalaman, Jokowi Tunduk Hormat dengan Pengusaha Tiongkok? Cek Faktanya

Editor: Dian Effendi

Sumber: Pikiran-Rakyat.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x