Ayah korban, Khair Hallaq, buka suara terkait kematian nahas sang putra.
Khairi menjelaskan, putranya sudah mengidap keterbatasan mental sejak berumur 8 tahun. Ia tak bisa memahami konsep bahaya di sekitarnya.
Korban juga memiliki dokumentasi khusus dari sekolahnya, tempatnya menimba ilmu 6 tahun terakhir.
Surat itu harusnya bisa menjadi pertimbangan polisi Israel sebelum menembaknya hingga tewas. Sayang, hal itu ternyata percuma saja.
Baca Juga: Viral, Pasien Covid-19 Alami Kebutaan Setelah Bangun dari Koma
Berita ini sebelumnya telah terbit di pikiran-rakyat.com yang berjudul 3.400 Warga Palestina Dibunuh Otoritas Israel Selama 10 Tahun Terakhir, Baru 5 Pelaku yang Dihukum
"Dia (korban) tak bisa menyakiti siapapun," begitu pernyataan resmi keluarga, sebagaimana yang dilaporkan media lokal Israel, Hareetz.
Kejadian ini membuat Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz turut buka suara.
"Kami meminta maaf atas kejadian ini. Kami akan memastikan isu ini diselidiki dengan cepat," ucapnya.
Namun, janji pejabat tinggi Israel itu sepertinya tak bisa membuat hati keluarga puas.