Masuknya Konawe Sulawesi Tenggara Hingga 500 TKA Asal Tiongkok

- 17 Juni 2020, 09:02 WIB
Ilustrasi. Tenaga kerja asing di salah satu mes di kawasan proyek apartemen Meikarta, Cikarang Selatan, Kabupaten Bekasi.*
Ilustrasi. Tenaga kerja asing di salah satu mes di kawasan proyek apartemen Meikarta, Cikarang Selatan, Kabupaten Bekasi.* /Pikiran-Rakyat.com/Tommi Andryandi/


RINGTIMES BANYUWANGI - Muhaimin  Iskandar, mengingatkan pentingnya antisipasi penularan Covid-19, jika tenaga kerja asing (TKA) diizinkan masuk ke Indonesia.

Ia juga menegaskan perlu adanya kebijakan pembatasan lalu lintas dari wilayah yang rawan penularan.

"Yang penting antisipasi tidak ada penularan apapun," kata pria yang akrab disapa Cak Imin itu usai kunjungan kerja Tim Pelaksana Penanganan Bencana Pandemi Covid-19 DPR RI ke Kementerian Sosial di Jakarta, Selasa 16 Juni 2020.

Baca Juga: Mengulik Dugaan Suap Perizinan di Mall Pelayanan Publik Banyuwangi

Namun ia menegaskan bahwa dalam suasana pandemi seperti sekarang ini, perlu ada kebijakan pembatasan lalu lintas dari wilayah yang rawan penularan.

Hal itu dikatakan Muhaimin menanggapi rencana Gubernur Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) Ali Mazi yang akan mendatangkan 500 orang TKA asal Tiongkok yang bakal bekerja membangun smelter di PT VDNI Morosi, Kabupaten Konawe.

Gubernur Ali Mazi mengatakan masuknya TKA tersebut dapat menyerap ribuan pekerja lokal di daerah itu.

Baca Juga: Mengulik Dugaan Suap Perizinan di Mall Pelayanan Publik Banyuwangi

"Karena mereka menggunakan produk dari Tiongkok, bahasanya Tiongko. Semua kita kan ndak bisa dan satu tenaga kerja asing itu di-backup lima sampai tujuh orang kita (pekerja lokal, red)," kata Ali Mazi di Kendari, Senin 15 Juni 2020.

Selain itu menurut Ali Mazi, rencana kedatangan TKA tersebut juga telah mendapat persetujuan dari pemerintah pusat dan telah memenuhi persyaratan.

Halaman:

Editor: Sophia Tri Rahayu

Sumber: Pikiran-Rakyat.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x