Bahkan Komarudin yang sempat pergi dan menyaksikan sendiri proses pembuatan kain yang mirip batik di China.
Dikatakannya, orang China yang membuat motif dengan teknik rintang warna menggunakan bahan seperti lilin namun bukan persis seperti lilin buatan dari Indonesia. Lebih mendekati material Aspal yang dicampur dengan wax.
"Orang China pada waktu itu tidak mengatakan Batik, bahkan sewaktu tour guide (penterjemah) menyampaikan kepada kami adalah istilah bahasa China sendiri dan mereka tidak menamakan batik," ujar Komarudin.
Baca Juga: Heboh, Tawuran di Surabaya antar Pemuda Hingga Bawa Senjata dan Kembang Api
Berita ini sebelumnya telah terbit di Galamedia News dengan judul Batik Diakui Sebagai Kerajinan China, Komarudin : Jangan Takut, Batik Tetap Milik Indonesia
Menurut Ketua Asosiasi Perajin dan Pengusaha Batik Indonesia (APPBI) ini tradisi merintang warna kalau di Indonesia membatik, sudah dilakukan berbagai bangsa di luar indonesia, seperti teknik Shibori yang pada awalnnya dikenalkan oleh bangsa China (bukti peninggalan kain yang dilestarikan di Shoso-in) yang dikenal ada tiga teknik yaitu, Kokechi (teknik ikat dan diikat rintang), kemudian roekechi (teknik menggunakan rintang lilin), dan Teknik Kyokechi yakni teknik melipat kain dengan dijepit diantara balok yang berukir.
"Sebagian orang menuturkan bahwa istilah kechi bukan asli dari istilah Jepang asli, akan tetapi dari China (Xie) yang memiliki arti sebagaimana dibuktikan dengan penggunaannya sebagai akhiran untuk tiga proses, dan hanya satu yang merupakan shibori (asli Jepang," jelasnya.
Jadi lanjut Komarudin, teknik membatik asli Indonesia sangat berbeda dengan China, dan mereka telah memiliki dan menamai teknik mereka seperti disebut di atas.
Oleh karena itu, lanjut Komarudin, bangsa dan warga Indonesia jangan takut dan terlalu khawatir dengan pengakuan dari China tersebut.
Baca Juga: Heboh, Tawuran di Surabaya antar Pemuda Hingga Bawa Senjata dan Kembang Api