WHO Lirik Virus Baru Lagi, Potensi Resistensi Terhadap Vaksin

1 September 2021, 16:06 WIB
WHO mulai melihat potensi virus baru yang berpotensi resistensi terhadap vaksin. /Pixabay

RINGTIMES BANYUWANGI – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyampaikan saat ini sedang melihat potensi penyebaran varian virus corona terbaru.

Virus tersebut disebut denga nama ‘Mu’, yang diketahui pertama kali ditemukan di Kolombia pada Januari 2021 lalu.

Bahkan varian ‘Mu’ sudah termasuk dalam varian penting yang disebut WHO setelah mengklasifikasikannya.

Baca Juga: Kapan Anak di Bawah Usia 12 Tahun Bisa Suntik Vaksin Covid-19? Ini Penjelasannya

Dilansir dari AFP pada Rabu, 1 September 2021, varian ‘Mu’ dikenal dengan nama ilmiah B.1.621.

"Mu telah diklasifikasikan sebagai varian penting," kata WHO.

WHO menjelaskan kemungkinan mutasi varian ‘Mu’ dinilai berisiko resistensi terhadap vaksin yang sudah beredar saat ini.

Baca Juga: Kenali Gejala Covid 19 Ini Walau Sudah Divaksin, Paling Sering Muncul

Maka WHO merekomendasikan untuk melakukan penelitian lebih lanjut terhadap varian ‘Mu’ ini.

"Varian Mu memiliki konstelasi mutasi yang menunjukkan sifat potensial untuk lolos dari kekebalan," kata buletin WHO.

Kemudian kekhawatirkan WHO juga memuncak dengan adanya mutai virus varian baru yang terus menerus bisa meningkatkan infeksi yang meluas.

Baca Juga: Muncul Varian Covid Terbaru, Prediksi Lebih Cepat Menular dan Bermutasi

Apalagi melihat pada varian Delta yang sangat menular bagi orang yang tidak melakukan vaksinasi.

WHO juga menyoroti perkembangan virus dengan mutasi yang cenderung cepat berlangsung sepanjang virus corona mulai menjadi pandemi di dunia.

Hal itu didasarkan pada mutasi virus yang berbeda-beda yang bisa mempengaruhi tingkat keparahan, penyebaran, hingga ketahanan terhadap vaksin.

Baca Juga: Sayangkan Covid-19 Bukan Wabah Mematikan Terakhir, Menko Luhut: Semua Harus Berupaya

Setelah empat varian Covid-19 seperti Alpha dan Delta, WHO menilai varian ‘Mu’ mulai harus dipantau agar segera cepat menemukan jalan untuk mengantisipasi penyebarannya.***

Editor: Shofia Munawaroh

Sumber: AFP

Tags

Terkini

Terpopuler