Nadiem Makarim Lebih Memilih Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Kedua ASEAN

4 April 2022, 21:05 WIB
Kini bahasa kedua ASEAN menjadi perbincangan dan Nadiem Makarim menegaskan, lebih memilih Bahasa Indonesia karena memang pantas /Instagram/@nadiemmakarim/

 

RINGTIMES BANYUWANGI - Berbeda dengan Jokowi, Nadiem Makarim mengatakan lebih memilih Bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua ASEAN ketimbang Bahasa Melayu.  

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbud Ristek) itu menjelaskan Bahasa Indonesia lebih pantas menjadi bahasa kedua ASEAN, karena mengandung aspek sejarah, hukum, dan linguistik.

Lalu Nadiem Makarim juga turut menjelaskan bahwa pembelajaran Bahasa Indonesia untuk penutur bahasa asing telah dilaksanakan di 438 lembaga.

Baca Juga: Mendikbud Nadiem Datangi Calon Guru Penggerak di Yogyakarta, Bu Nuri: Saya Sudah Curiga

Hal tersebut termasuk di dalam Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbudristek, serta pengembangan secara mandiri oleh pegiat BIPA, pemerintah, dan lembaga di seluruh dunia.

Dikutip RingtimesBanyuwangi.com dari berita Pikiran-Rakyat.com dengan judul: Nadiem Makarim Ngotot Bahasa Indonesia Jadi Bahasa ASEAN: Sudah Selayaknya pada 4 April 2022. 

Selain itu, Bahasa Indonesia juga diajarkan sebagai mata kuliah di sejumlah kampus kelas dunia di Eropa, Amerika Serikat, dan Australia.

Baca Juga: Tegaskan Alasan Mengapa Siswa Harus Belajar Tatap Muka, Nadiem: Anak Akan Jenuh

"Serta di beberapa perguruan tinggi terkemuka di Asia," ujarnya.

Sebelumnya, Nadiem menolak usulan Bahasa Melayu menjadi bahasa kedua ASEAN.

Nadiem Makarim menilai usulan yang disampaikan Malaysia perlu dikaji dan dibahas lebih lanjut di tataran regional.

"Saya sebagai Mendikbudristek, tentu menolak usulan tersebut," ujarnya.

Diketahui, Malaysia sedang mengajukan Bahasa Melayu menjadi bahasa ke-2 untuk digunakan di ASEAN.

Baca Juga: Semprot Nadiem Gegara Bocah Penghina Palestina Putus Sekolah, Ferdinand: Dimana Nasionalisme mu?

Pernyataan tersebut disampaikan oleh Perdana Menteri Malaysia, Ismail Sabri Yaakob.

Ismail Sabri menilai, bahasa Melayu tidak hanya digunakan di Malaysia, akan tetapi Brunei, Indonesia, Singapura, Thailand Selatan, Filipina Selatan, dan sebagian Kamboja menggunakan bahasa ini.

"Karena di seluruh ASEAN ada banyak penutur bahasa Melayu, maka tidak ada alasan mengapa kami tidak bisa menjadikan bahasa Melayu sebagai salah satu bahasa resmi ASEAN," katanya.

Ismali Sabri mengatakan, pihaknya saat ini sedang membahas usulan penggunaan Bahasa Melayu dengan rekan-rekan di ASEAN.

Baca Juga: Nadiem Makarim Jadi Mendikbud-Ristek, Yan Harahap Sindir Tak Sia-sia Ketemu Si Emak

"Saya akan berdiskusi dengan para pemimpin ASEAN lainnya, terutama di negara yang menggunakan bahasa Melayu," katanya.

“Kita tidak perlu malu atau canggung menggunakan bahasa Melayu di tingkat internasional," katanya.

Anggota Senat Malaysia, Isa Ab Hamid mengatakan hanya 4 dari 10 negara ASEAN yang menggunakan bahasa Inggris. Sisanya, menggunakan bahasa ibu untuk urusan resmi yang memerlukan jasa penerjemah.***(Amir Faisol/Pikiran-Rakyat)

Editor: Shofia Munawaroh

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler