Klitih Kembali Menghantui Jogja, Anak DPRD Tewas Saat Mencari Makan Sahur

7 April 2022, 19:00 WIB
Ilustrasi Klitih. aksi kejahatan jalanan di Jogja /Pixabay / Republica.

https://www.pikiran-rakyat.com/nasional/pr-014188027/anak-dprd-tewas-diduga-dianiaya-polisi-didesak-usut-dalang-kejahatan-klitih-di-yogyakarta

Anak Anggota DPRD Tewas Diduga Dianiaya, Polisi Didesak Usut Dalang Klitih di Yogyakarta

RINGTIMES BANYUWANGI - Kali ini kejahatan klitih kembali menghantui seluruh warga Jogja. 

Pasalnya, terdapat remaja asal Jogja yang tewas ditikam dengan senjata tajam, dan diduga dilakukan oleh para klitih.  

Peristiwa itu terjadi di Jalan Gedong Kuning pada Minggu, 3 April 2002. Setelah diperiksa oleh kepolisian ternyata remaja umur 18 tahun itu anak dari anggota DPRD Jogja. 

Baca Juga: Jadwal Imsakiyah dan Buka Puasa Kabupaten Sidoarjo, Jumat 8 April 2022-Selasa 12 April 2022

Fenomena klitih sendiri merupakan tindakan kejahatan jalanan yang pernah dirasakan masyarakat Jogja, terutama bagi mereka yang keluar di malam hari.  

Dikutip RingtimesBanyuwangi.com dari berita Pikiran-Rakyat.com dengan judul "Anak Anggota DPRD Tewas Diduga Dianiaya, Polisi Didesak Usut Dalang Klitih di Yogyakarta" pada 7 April 2022. 

Walaupun korban sudah dibawa ke rumah sakit dan telah mendapat perawatan dari tenaga medis, namun nyawa korban tak tertolong.

Mengenai hal tersebut, Sosiolog kriminalitas Universitas Gadjah Mada (UGM) Suprapto meminta pihak kepolisian tidak berhenti hanya menangkap para pelaku kejahatan klitih, tetapi membongkar pihak di belakang mereka.

"Kalau saya selalu mengusulkan jangan hanya menangani pelaku, tetapi ditelusuri sampai diketahui siapa yang ada di balik pelaku," kata Suprapto saat dihubungi di Yogyakarta, Rabu, 6 Maret 2022.

Baca Juga: Resep Pempek Dos Istimewa Tanpa Ikan Inspirasi Untuk Sajian Berbuka Puasa Khas Palembang

Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan Suprapto sejak 2004 hingga 2009 terkait fenomena klitih di Yogyakarta, ia menilai bahwa aksi kejahatan yang dilakukan remaja usia sekolah itu tidak murni inisiatif mereka. 

Ia menduga para klitih sudah terorganisir dalam melakukan kejahatan tersebut. Hal itu didasari adanya yang melatih mulai dari penyiapan senjata tajam, pembagian tugas antara eksekutif dan pengemudi motor, hingga antisipasi tatkala ada patroli aparat kepolisian.

"Kalau saya melihat ada yang di balik mereka, ada yang mencuci otak, ada yang 'ngompori' karena kalau mereka murni sepertinya tidak mungkin bisa membuat celurit sendiri, membuat pedang agar ayunan jadi ringan," tutur Suprapto.

Karena terorganisasi, Suprapto menilai kejahatan jalanan akan terus berlanjut hingga kini, bahkan mungkin terjadi proses regenerasi di dalamnya.

Baca Juga: Serpihan Ledakan Tabung Gas LPG di Banyuwangi, Melayang Keluarkan Bunyi Mirip Baling Baling

Oleh karena itu, ia mendorong agar aparat penegak hukum segera memutus rantai kejahatan tersebut dengan menelusuri pihak yang ada di balik tindakan kriminal yang meresahkan masyarakat itu.

Ia juga menuding ada dalang atau senior di belakang aksi mereka, sehingga membuat para remaja berani melakukan aksi kekerasan di jalanan, terlebih biasanya didukung dengan menenggak minuman keras.

Ia juga menyebut banyak faktor penyebab kejahatan klitih muncul di jalanan, salah satunya karena rendahnya kepedulian para orang tua atau keluarga terhadap kegiatan anak.

"Ini kan selalu terjadinya dini hari. Harusnya orang tua mempertanyakan anaknya jam 12 malam ke atas di mana, sama siapa, ngapain. Ternyata banyak yang tidak peduli," kata Suprapto.***(Yudianto Nugraha/Pikiran-Rakyat.com)

Editor: Al Iklas Kurnia Salam

Tags

Terkini

Terpopuler