Mengintip Luhurnya Tradisi Lebaran Kala Liburan di Banyuwangi

12 April 2023, 15:31 WIB
Ritual Adat Seblang Bakungan asal Banyuwangi kembali digelar setelah dua tahun ditunda pelaksanaannya akibat pandemi Covid-19 /

RINGTIMES BANYUWANGI- Libur lebaran merupakan momen yang selalu dinantikan setiap tahunnya, dan mengisi momen spesial dengan berlibur bersama sanak saudara selalu terdengar asik.

Banyuwangi adalah destinasi yang cocok untuk menjadi tujuan libur lebaran karena tak hanya terkenal akan wisata alamnya, Banyuwangi juga kaya akan wisata budaya yang akan membuat momen lebaran lebih berkesan.

Berikut adalah ulasan singkat beberapa budaya tradisi masyarakat Banyuwangi yang dapat dijumpai saat lebaran nanti.

Baca Juga: Penangkapan Lobster Kian Marak, Nelayan Banyuwangi Susah Tangkap Ikan di Pancer

1. Barong Ider Bumi

Tradisi ini merupakan agenda tahunan masyarakat Osing Desa Kemiren di bulan Syawal yang dilaksanakan sebagai ungkapan rasa syukur atas keselamatan warga serta untuk menolak bala, serta sebagai sarana mempererat silaturahmi.

Pawai Barong Ider Bumi biasanya dilakukan setelah waktu dhuhur di hari kedua lebaran dengan melibatkan sajian kesenian.

Berangkat dari Rumah Barong, arak-arakan dengan formasi penampil barong, penari, pemusik, hingga warga menuju ke tempat selamatan yang berada di sisi barat desa.

Pawai barong berakhir di atas tikar tempat menggelar selamatan, di sana dikumandangkan doa dalam bahasa Arab dan bahasa Osing.

Acara ditutup dengan santap bersama Pecel Pitik yang merupakan makanan khas Suku Osing.

2. Seblang Oleh Sari

Seblang Oleh Sari adalah ritual tari kuno yang telah dilakukan masyarakat Desa Olehsari sejak zaman nenek moyang mereka yang biasanya dilaksanakan pada tanggal 3 Syawal setiap tahunnya.

Penari Seblang di desa Oleh Sari merupakan remaja putri yang belum akil baligh dan dipilih oleh tokoh adat secara supranatural dari keturunan penari sebelumnya yang ritualnya melibatkan proses transenden di mana tubuh penari dimasuki energi spiritual.

Tradisi Seblang digelar di balai adat selama tujuh hari berturut-turut dan di sela waktu tarian, tak jarang beberapa tokoh masyarakat bahkan warga ikut serta dalam menari.

Tujuan diadakannya ritual tari ini adalah untuk memohon keselamatan bagi warga serta sebagai sebuah penghormatan terhadap ajaran leluhur.

Baca Juga: Berdayakan Hidup Nelayan, Dinas Perikanan Banyuwangi Dorong Program Kalaju

3. Puter Kayun Boyolangu

Puter Kayun adalah tradisi warga kelurahan Boyolangu, Kecamatan Giri yang dilaksanakan setiap Bulan Syawal.

Tradisi ini berupa napak tilas sebagai perwujudan janji warga terhadap leluhur yang telah membuka akses kawasan Banyuwangi utara.

Berbeda dengan napak tilas pada umumnya, tradisi Puter Kayun dilakukan dengan menumpangi delman hias dari wilayah Boyolangu ke arah Watu Dodol.

Sebelumnya, warga yang telah menghias delman dengan ornamen khas Suku Osing berkumpul di depan kantor kelurahan, mereka juga mengenakan busana serba hitam, udeng, lengkap dengan kacamata hitam.

Tradisi ini juga dimaknai sebagai bentuk rasa syukur atas kehidupan yang telah diberikan selama satu tahun sebelumnya.

Kekayaan warisan adat Banyuwangi memang tak diragukan lagi keindahannya, dan kesempatan untuk menyaksikannya secara langsung tentu akan menjadi pengalaman yang luhur dan istimewa bagi wisatawan.***

 

Editor: Dian Effendi

Tags

Terkini

Terpopuler