Ikan Bakar Blimbingsari Kembang Kempis Kena Pandemi Covid-19, Pemilik Warung: Cerita Tidak Saya Tutupi

- 20 Juni 2021, 07:30 WIB
Ikan bakar Pantai Blimbingsari, Banyuwangi yang menjadi sumber nafkah puluhan warung di sana saat ini lesu penjualan.
Ikan bakar Pantai Blimbingsari, Banyuwangi yang menjadi sumber nafkah puluhan warung di sana saat ini lesu penjualan. /Ahmad Suudi/Ringtimes Banyuwangi/


RINGTIMES BANYUWANGI - Ikan bakar Pantai Blimbingsari, Banyuwangi, yang berjajar menghadap Selat Bali tengah kembang kempis mempertahankan usahanya di tengah Pandemi Covid-19.

Lapak-lapak ikan bakar Pantai Blimbingsari terbuka dengan lampu-lampu benderang, namun jumlah pembeli sedikit dan kendaraan yang terparkir bisa dihitung dengan jari, Sabtu 19 Juni 2021.

Namun kondisi itu masih lumayan dibandingkan saat awal pandemi datang tahun 2020 lalu. Pembelian ikan bakar Pantai Blimbingsari benar-benar anjlok.

Pak Mat, pemilik warung ikan bakar Warles Bunda di Pantai Blimbingsari, mengaku merasakan kondisi sulit untuk usahanya itu.

Saat pembatasan aktivitas masyarakat di pertengahan tahun 2020, berbagai usaha kecil termasuk warung-warung ikan bakar di Pantai Blimbingsari jadi sepi pembeli.

Baca Juga: Warung Pecel Ikan Lele Al-Hidayah, Sambalnya Bikin Geleng-geleng Kepala

"Nggak kaling (tidak saya tutupi), kami hutang-hutang untuk makan," kata Pak Mat terkait ekonominya tahun lalu.

Dia mengatakan bahwa penjualan ikan bakar saat itu benar-benar sepi sehingga tak ada pemasukan ekonomi untuk keluarga.

Padahal sebelum pandemi dia berhasil menjual sekitar 10 kg ikan per hari.

Bahkan saat hari libur dan Pantai Blimbingsari ramai bisa dua kali lipat atau lebih.

Dengan harga ikan bakar Rp90 ribu yang bisa ditawar, usaha itu sebelum pandemi memberikan pendapatan yang lumayan baginya.

"Baru sekarang (usaha sepi begini)," kata Pak Mat lagi.

Dia menjelaskan saat ini penjualan warungnya mulai meningkat lagi.

Bila dulu penjualan hanya sekitar 40 persen dari sebelum pandemi, sekarang sudah menjadi 80 persen.

Kondisi itu mulai melegakan bagi dirinya dan beberapa penjual lain dalam mencari makan.

Lampu warung yang buka hingga malam dan harapan lancarnya perekonomian mereka, sama-sama kembali nampak terang.

"Sekarang alhamdulillah bisa berjalan lagi. Yaa mudah-mudahan cepat pulang koronanya, pergi jauh, biar semua berjalan lancar lagi," kata Pak Mat.

Baca Juga: Usaha Kuliner Ikan Bakar dari Desa Blimbingsari, Keuntungan Di Masah Pandemi dan Sebelum Masa Pandemi

Namun jumlah kasus Covid-19 meledak lagi Juni 2021, yang kembali mengancam perekonomian usaha kecil pada umumnya.

Ikan Bakar Pantai Blimbingsari Terancam Pembatasan Aktivitas Masyarakat

Peningkatan jumlah kasus harian yang drastis itu ditengarai karena besarnya aktivitas dan kontak masyarakat saat libur Lebaran Mei 2021.

Satgas Covid-19 Nasional merilis laporan terjadi kenaikan jumlah penambahan kasus satu minggu terakhir dibandingkan minggu sebelumnya.

Bila minggu sebelumnya didapati 39.999 kasus baru, minggu terakhir penambahan tercatat berjumlah 55.320 atau naik 38,3 persen.

Kasus baru infeksi Covid-19 secara mingguan di 12 provinsi di Indonesia tercatat menurun, namun 22 justru meningkat.

DKI Jakarta mengalami kenaikan jumlah kasus baru mingguan hingga 2 kali lipat dibandingkan sebelumnya, dari 5.804 kasus menjadi 12.936 kasus per minggu, dan menjadi provinsi dengan peningkatan kasus tertinggi.

Urutan selanjutnya ada Jawa Tengah yang naik 73,4 persen, Jawa Barat 28,8 persen, Yogyakarta 61 persen, dan Jawa Timur naik 52,3 dari 1.794 kasus menjadi 2.733 per minggu.

Baca Juga: Cara Memasak Bumbu Kuning untuk Ikan Lele, Mudah dan Sangat Praktis

Berbagai pihak mulai mendorong pemerintah untuk melakukan pembatasan aktivitas masyarakat yang lebih ketat lagi untuk menekan jumlah kasus baru.

Kepala Bidang Pengembangan Profesi Perhimpunan Ahli Epidemologi Indonesia (PAEI) Masdalina Pane menyarankan masyarakat untuk menahan diri agar tidak melakukan aktivitas yang tidak perlu, terutama di luar rumah.

"Sebaiknya dilakukan pengetatan kembali untuk mencegah lonjakan lebih besar," kata Masdalina, dikutip dari Antaranews, Kamis 17 Juni 2021.

Selain aktivitas masyarakat bersama-sama pada masa libur Lebaran tahun ini, penyebab ledakan kasus baru Covid-19 dalam negeri juga karena longgarnya akses keluar dan masuk dari luar negeri.

Tak hanya sampai di situ, penularan secara lokal pun telah banyak terjadi sehingga sebaran virus Sars-Cov-2 itu semakin cepat.

"Lonjakan ini harus disebut kebobolan karena banyak orang masuk ke Indonesia dari luar negeri dengan ketentuan karantina hanya 5 hari. Padahal seharusnya 14 hari berdasarkan ketentuan masa optimum inkubasi," ucap Masda lagi.

Menurutnya dibutuhkan sekitar satu bulan pengetatan pembatasan aktivitas masyarakat agar jumlah penambahan kasus Covid-19 baru di Indonesia dapat ditekan.***
 

Editor: Shofia Munawaroh


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x