Taliban Tegaskan Wanita Hanya untuk Melahirkan, Bukan Jadi Menteri Afghanistan

- 13 September 2021, 18:12 WIB
Taliban buat aturan jika wanita tidak bisa jadi menteri Afghanistan, hanya melahirkan dan besarkan anak.
Taliban buat aturan jika wanita tidak bisa jadi menteri Afghanistan, hanya melahirkan dan besarkan anak. /Walkerssk / Pixabay/

RINGTIMES BANYUWANGI – Kelompok Taliban, penguasa baru di Afghanistan menegaskan jika wanita hanya untuk melahirkan dan membesarkan anak.

Dengan demikian, Taliban menilai tidak seharusnya wanita menjadi meneri dan ikut campur dalam pemerintahan.

Hal tersebut diungkap oleh juru bicara Taliban, Sayed Zekrullah Hashimi kepada masyarakat Afghanistan.

Baca Juga: Saudara Mantan Wakil Presiden Afghanistan Ditembak Mati Taliban

Sayed menegaskan jika wanita bertugas melahirkan dan membesarkan anak dan tidak perlu ada di dalam kabinet pemerintahan Afghanistan.

Dilansir dari Times of India pada Senin, 13 September 2021, Taliban mengumumkan kabinet pemerintahan Afghanistan diisi oleh menteri yang semuanya berjenis kelamin laki-laki.

"Perempuan tidak harus masuk kabinet. Perempuan tidak boleh jadi menteri, seperti di lehernya digantung sesuatu yang tidak bisa dibawanya," kata Sayed Zekrullah Hashimi.

Baca Juga: Takut Dipaksa Nikah oleh Taliban, Banyak Keluarga Melarikan Diri ke Pakistan

Sayed menjelaskan jika wanita harus membesarkan anak menurut etika Islam sehingga pengunjung rasa wanita mengenai pengisi pemerintahan tidak bisa mewakilkan semua wanita.

“Melahirkan dan membesarkan anak menurut etika Islam. Para pengunjuk rasa wanita tidak dapat mewakili semua wanita di Afghanistan," katanya.

Bahkan Taliban menegaskan bukan bermaksud menganggap perempuan sebagai warga negaranya setengah-setengah.

Baca Juga: Menlu Prancis Ungkap Kebohongan Taliban: Mereka Berbohong

Hal ini mencuat setelah adanya pengunjuk rasa yang protes tentang pengisi kabinet pemerintah di Afghanistan.

Dilaporkan jika wanita tersebut mendapat hukuman cambuk dan pukulan menggunakan tongkat dari Taliban.

Sebelumnya, salah satu aktivis Afghanistan Diba Farahmand melakukanprotes meminta hak-hak wanita di Afghanistan dalam urusan pemerintaha dipertahankan.

Baca Juga: Amerika Serikat Taruh Harapan Besar pada China untuk Tangani Taliban

"Kami bukan perempuan masa lalu. Kami menginginkan hak kami. Kami menghadapi kekerasan kemarin, tetapi akan melanjutkan perjuangan kami," katanya.***.

Editor: Shofia Faridatuz Zahra

Sumber: Time of India


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x