RINGTIMES BANYUWANGI – Alasan Muhammad Said Didu, mantan sekretaris Kementrian BUMN mengungkap pemerintahan Presiden Jokowi sebagai rezim KODOK diungkapkannya.
Perlu diketahui, rezim KODOK adalah sebuah akronim dari sejumlah peristiwa yang terjadi di Indonesia khususnya dalam bidang politik seperti Korupsi, Oligarki, Dinasti, Otoritaran, dan Koncoisme.
Ada satu alasan yang membuat Said Didu akhirnya memilih KODOK sebagai sebutan untuk rezim yang ada pada masa pemerintahan Jokowi saat ini.
Baca Juga: Jokowi Minta Kepala Daerah Atur Libur Natal dan Tahun Baru, Khawatir Gelombang Tiga Covid-19
"Kodok itu fase terakhir dari cebong, jadi tinggal menunggu mati. Larva berubah menjadi cebong, cebong berubah menjadi kodok, dan kodok tinggal menunggu mati," ungkapnya dikutip dari Pikiranrakyat.com.
Istilah tersebut menurutnya lebih tepat diberikan kepada pemerintahan saat ini jika dibandingkan dengan cebong.
"Jadi sebenarnya lebih bagus rezim KODOK daripada rezim cebong. Kodok gayanya adalah menendang ke bawah, menyingkirkan ke samping, dan menjilat ke atas. Jadi itu agak sempurna sebagai istilah," ujar Said Didu.
Baca Juga: Infrastruktur Indonesia Dikuasai China, Said Didu: Ada yang Kehilangan Kedaulatan
Menurut Said Didu, adanya rezim KODOK membuat Indonesia dikelola tanpa etika.
Negara yang dikelola tanpa etika disebutkan Said Didu tinggal menunggu untuk hancur.